Setelah anak mulai tenang, biasanya mereka membutuhkan seseorang untuk mendengar keluh kesahnya. Orangtua perlu menjadi pendengar yang baik, tanpa menghakimi atau menyalahkan. Biarkan anak meluapkan emosinya, termasuk menangis. Sikap empatik dan penuh kasih akan membuat anak merasa lebih lega dan diterima.
Kekecewaan akibat gagal UTBK SNBT bisa berdampak pada kesehatan mental anak. Untuk itu, ajak mereka melakukan aktivitas menyenangkan seperti menonton film, makan di luar, atau bermain game. Usahakan untuk tidak membicarakan UTBK selama momen refreshing agar anak bisa melepaskan stres sepenuhnya dan memulihkan semangatnya.
Gagal UTBK bukan berarti jalan menuju perguruan tinggi impian tertutup sepenuhnya. Orangtua bisa membantu anak mengeksplorasi opsi lain seperti Seleksi Mandiri di PTN, atau mempertimbangkan perguruan tinggi swasta yang memiliki jurusan sesuai minat anak. Tunjukkan bahwa masih ada banyak peluang lain yang bisa dijajaki, asalkan anak tetap semangat dan tidak menyerah.
Kegagalan dalam UTBK SNBT bukan akhir segalanya. Dukungan emosional dan arahan yang bijak dari orangtua akan sangat membantu anak menghadapi masa sulit ini. Dengan pendampingan yang tepat, anak akan lebih mudah menerima kenyataan dan merancang masa depan yang tetap cerah. Ingatlah, peran orangtua tidak hanya pada saat anak berhasil, tetapi justru sangat krusial saat anak sedang terpuruk.
(Kemas Irawan Nurrachman)