Pasca-konflik mereda, seorang ulama asal Banjar, yakni KH. Syaifuddin Zuhri atau yang akrab disapa Guru Banjar bertemu dengan dengan seorang imam muda Masjid Al Aqsa.
Guru Banjar diketahui adalah salah satu murid dari Abah Guru Sekumpul. Pertemuan tersebut berlangsung pada Januari 2016.
Di tengah dialog itu, sang imam muda bertanya kepada Guru Banjar tentang sosok Syaikh Zaini Ghani.
Alm. Guru Sekumpul (Foto: Pinterest/Muhammad)
Lantas Guru Banjar menjawab bahwa orang yang dimaksudnya tersebut tak lain adalah gurunya yang sudah meninggal 10 tahun lalu, atau tepatnya 10 Agustus 2005. Imam muda yang tak diungkap identitasnya itu pun kebingungan.
“Apa tidak salah Syaikh Zaini Ghani sudah 10 tahun meninggal?” katanya penasaran.
“Na'am (Iya). Beliau sudah wafat 10 tahun lalu,” jawab Guru Banjar.
Singkat cerita imam muda Masjidil Aqsa itu menceritakan bahwa sekitar 4 bulan lalu atau September 2015, di tengah penindasan Israel rakyat Palestina bersembunyi di bawah tanah sekitar lingkungan Masjid Al Aqsa. Tak ada makanan sedikitpun apalagi uang untuk membelinya.
(Foto: Instagram/@masjid_al_aqsa)
“Saat itu, datang seorang syaikh berwajah rupawan. Syaikh itu memberikan uang. Saya bingung, semua umat Islam saat itu juga kebingungan, kok ini ada orang asing bisa datang ke Palestina, padahal kantor imigrasi sedang ditutup,” ucap imam muda itu.
Saat ditanya asalnya, syaikh itu mengaku datang dari Kalimantan Selatan, sebuah tempat yang berjarak sangat jauh dari Palestina. Tak banyak cerita, syaikh rupawan yang tak lain ialah Guru Sekumpul itu mengambil tangan sang imam muda seraya memberikan uang senilai Rp250 juta.