JAKARTA - Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan gizi anak, dengan prevalensi kekurangan zat gizi mikro yang cukup tinggi serta tingkat konsumsi susu yang relatif rendah dibandingkan dengan negara lain di Asia.
Kondisi ini menunjukkan bahwa asupan harian anak-anak, khususnya usia sekolah, belum sepenuhnya mendukung pertumbuhan optimal. Tanpa dukungan yang tepat, risiko gangguan imunitas, keterlambatan perkembangan kognitif, hingga kualitas hidup jangka panjang dapat meningkat.
dr. S. Tumpal Andreas C., M.Ked (Ped), mengatakan masa usia 5-12 tahun merupakan periode krusial bagi perkembangan fisik dan kognitif, di mana terjadi peningkatan signifikan pada pertumbuhan skeletal, pematangan sistem saraf, serta kapasitas neuroplastisitas otak. Untuk itu, penting bagi anak usia sekolah untuk mendapatkan nutrisi lengkap setiap hari, termasuk dalam bekal sekolahnya.
“Pada tahap ini, defisiensi mikronutrien masih sering ditemukan di Indonesia dan berisiko menurunkan imunitas, menghambat konsentrasi belajar, hingga memengaruhi kualitas pertumbuhan jangka panjang,” dr. Andreas dalam keterangan resminya, Kamis (16/10/2025).
Karena itu, anak membutuhkan bekal berupa pola makan seimbang yang mencakup makronutrien seperti energi, protein, lemak sehat dan mikronutrien berupaka vitamin dan mineral yang saling bersinergi. Susu sapi pun bisa jadi pilihan untuk menambah nustrisi anak yang bisa di konsumsi dalam kotak bekal mereka.