Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hasil Riset: Anak Broken Home Rentan Alami Gangguan Mental

Felisitas Natali Ancilla Resty , Jurnalis-Kamis, 10 Juli 2025 |04:08 WIB
Hasil Riset: Anak <i>Broken Home</i> Rentan Alami Gangguan Mental
Hasil Riset: Anak {Broken Home} Rentan Alami Gangguan Mental (Foto: Freepik)
A
A
A

ANAK yang orangtuanya berpisah cenderung mengalami masalah kesehatan mental, meskipun terlihat kuat tetapi mereka menyimpan rasa sedih dan khawatir. Perceraian orangtua juga dapat berpengaruh pada perkembangan anak. 

Dilansir dari National Library of Medicine, Kamis (10/7/2025), berdasarkan penelitian dari Official Journal of The World Psychiatry Association mengenai Perceraian atau Perpisahan Orangtua dan Kesehatan Mental Anak yang ditulis oleh Brian D’Onofrio dan Robert Emery pada tahun 2019 menyatakan bahwa perceraian orangtua berpengaruh pada perkembangan anak.

Perpisahan orangtua dapat memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan anak, misalnya nilai anak saat sekolah rendah, perilaku anak menjadi nakal hingga mengkonsumsi alkohol atau narkoba serta anak bisa mengalami depresi karena sedih dan merasa tertekan.  

Cara Memberitahu Anak Tentang Perceraian (Foto: Freepik)

Selain itu, perceraian orangtua juga dapat membuat anak terlibat dalam perilaku seksual yang dapat membahayakan kesehatan mental dan fisiknya, hidup dalam kemiskinan, mengalami perceraian juga dan mengalami ketidakstabilan hidup lainnya. 

Namun, tidak semua anak yang orangtuanya bercerai terdampak efek negatif dari perceraian orangtua. Ada pula yang mampu menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungan sekitar, tidak terpengaruh pada hal negatif tersebut dan tetap kuat dalam menjalani hidup meskipun dalam hati mereka masih tersimpan rasa sakit yang mendalam. 

Rasa sakit yang mendalam ini yang membuat mereka merasa sedih dan khawatir ketika momen penting dalam hidup mereka tiba, seperti wisuda, menikah dan lainnya yang mengharuskan kedua orangtuanya yang sudah berpisah atau mungkin tidak akur harus bertemu kembali untuk menghadiri momen penting mereka. 

 

Faktor terjadinya perceraian orangtua yang dapat membawa dampak yang negatif bagi kesehatan mental anak, antara lain pola asuh yang kurang efektif, putus hubungan atau bermusuhan meskipun sudah berpisah, kesulitan ekonomi, terbatasnya akses komunikasi dengan salah satu orangtua.

Namun, ada juga faktor perlindungan,seperti karakter diri sendiri, kondisi keluarga yang membaik walaupun sudah berpisah, latar belakang, etnis dan budaya yang membuat beberapa anak yang orangtuanya berpisah risiko mengalami masalah kesehatan mentalnya berkurang.

Perceraian orangtua juga akan mempermasalahkan mengenai hak asuh anak yang nantinya jatuh antara ke Ibu atau Ayah tergantung siapa yang paling bermanfaat untuk perkembangan fisik, psikologis dan emosional anak bukan hanya berdasarkan siapa yang paling bisa memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi saja.

Untuk menentukan hak asuh anak dalam persidangan biasanya psikolog atau psikiater diminta menjadi saksi ahli yang netral untuk memberikan penilaian mengenai kondisi anak, kemampuan pengasuhan dan dampak lingkungan keluarga terhadap anak.

Namun, perceraian bisa dilakukan dengan mediasi. Ketika mediasi orangtua akan dibantu oleh pihak ketiga yang netral sampai mereka mencapai kesepakatan bersama. Perceraian dengan cara seperti ini justru dapat memberikan manfaat langsung untuk anak karena mampu mengurangi konflik antar orangtua, meningkatkan kualitas pengasuhan dan mendorong agar orangtua tetap bekerja sama untuk kehidupan anak meskipun mereka telah berpisah. 

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement