VIRAL seorang pria bergelar PhD bekerja sebagai kurir makanan. Ding Yuanzhao, pria berusia 39 tahun adalah lulusan dengan banyak gelar dari berbagai kampus ternama.
Dia lolos di Tsinghua University setelah meraih skor 700 dari 750. Setelah meraih gelar sarjana kimia, Ding meneruskan studi pascasarjana di Peking University untuk meraih gelar master teknik energi.
Kemudian ia meraih gelar master biodiversitas dengan melanjutkan studinya ke Universitas Oxford di Inggris, ia juga mendapatkan gelar PhD biologi dari Nanyang Technological University (NTU), salah satu universitas bergengsi di Singapura.
Setelah kontrak penelitian pascadoktoralnya di National University of Singapore (NUS) berakhir pada Maret lalu, Ding menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan yang cocok meski sudah melakukan 10 wawancara kerja.
Oleh karena itu, ia beralih profesi menjadi kurir pengantar makanan di Singapura, menghasilkan sekitar USD700 (sekitar Rp8.901.970) per minggu dengan jam kerja 10 jam sehari.
Melalui media sosial, Ding mengungkapkan bahwa pekerjaan ini adalah sumber penghasilan yang stabil baginya untuk menopang keluarganya. Ia juga berpendapat bahwa "dengan kerja keras, seseorang bisa hidup dengan layak, jadi ini bukan pekerjaan yang buruk."
Sebagai penggemar lari, Ding melihat profesi pengantar makanan sebagai kesempatan untuk berolahraga sekaligus bekerja. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak memilih menjadi guru privat anak-anak karena merasa enggan untuk mencari murid secara mandiri.
Beberapa bulan setelahnya, Ding pulang ke China dan kini menjadi kurir pengantar makanan untuk Meituan di Beijing, salah satu platform belanja daring terkemuka.
Dia baru-baru ini viral setelah mengunggah video motivasi untuk para siswa yang baru saja menyelesaikan ujian gaokao, yang hasilnya biasanya diumumkan pada akhir Juni setelah ujian diadakan di awal bulan.
Ding menyampaikan dalam videonya bahwa siswa tidak perlu merasa pesimis atau berkecil hati jika hasilnya kurang memuaskan. Ia menambahkan, bagi yang berhasil, penting untuk mengingat bahwa "pada dasarnya, semua pekerjaan manusia pada akhirnya tidak terlalu berbeda."
Kisah Ding memicu perdebatan hangat di media sosial China.
Beberapa warganet mempertanyakan
"apa gunanya pendidikan?" dan berkomentar,
"Dia belajar tinggi-tinggi, tapi ujung-ujungnya tetap jadi pengantar makanan."
Namun, ada juga yang membela pilihan Ding, mengatakan,
"Tidak ada yang salah dengan pilihannya. Setidaknya dia tidak menyerah di saat terpuruk."
Dalam tiga tahun terakhir, ada sekitar 13 juta siswa di China yang mengikuti ujian gaokao setiap tahun. Data Biro Statistik Nasional China menunjukkan bahwa pasar kerja di negara itu sedang tertekan, dengan tingkat pengangguran pemuda (mereka yang berusia 16–24 tahun, tinggal di perkotaan, dan tidak bersekolah) mencapai 14,9 persen pada Mei.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)