Kalimat ini merangkum esensi dari pengorbanan yang tak terlihat selama bertahun-tahun. Dari mendidik, membimbing, hingga menemani di setiap langkah proses seleksi yang ketat, semua dilalui dengan harap dan doa.
Kesedihan dan haru sontak melanda warganet, mereka mengungkapkan perasaan tersebut pada kolom komentar.
”seorang ayah berusaha tegar dan enggak menangis depan anaknya, padahal hati nya menangis bahagia melihat anaknya sudah bisa menjadi abdi negara,” tulis netizen @r*tzr**l
”Sukses anak bapak semoga menular ke anak saya ya pak. Amin,” doa warganet @m*c*
”Orang lain pada bawa mobil ini ayahnya cuman pakai motor sederhana dan doa yang menembus langit buat anak nya,” puji @r*n*
(Kurniasih Miftakhul Jannah)