Tak heran, seluruh kursi penonton hampir terisi penuh di hari penayangan perdananya. Penonton “City of Love” juga dimanjakan dengan pengalaman imersif dan spektakular. Karena panggungnya didisain menggunakan rotater berdiameter 18m, enam sisi LED berbeda yang membawa penonton dalam suasana cerita yang menghanyutkan, serta layar terbesar di atas panggung.

Totalitas itu mendapat apresiasi oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pertunjukan panggung Indonesia dengan sentuhan kelas dunia.
Musikal sinematik sendiri diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia Foundation yang diketuai Yanti Airlangga. Pertunjukan ini diharapkan bisa menjadi terobosan baru dalam kreasi drama musikal, yang tidak hanya menyajikan musik dan drama yang dikemas indah, tetapi juga didukung dengan sentuhan artistik dalam setiap instalasinya.
(Qur'anul Hidayat)