Di tengah gencarnya industrialisasi dan perdagangan, Nol Collective berupaya mempertahankan karakter alami bahan yang digunakan dalam fesyen Palestina. Palestina, seperti komunitas adat di seluruh dunia, memelihara hubungan historis yang harmonis dan saling menghormati dengan tanah airnya.

Dalam beberapa dekade terakhir, praktik-praktik seperti penggunaan serat alami, pewarnaan alami, dan tenaga kerja yang lambat mendapat ancaman di dunia yang semakin terindustrialisasi dan dikomersialkan. Selain itu, praktik-praktik ini terancam diberantas melalui perampasan dan kekerasan di bawah pendudukan militer.
“Dengan secara bertahap mengintegrasikan metode tradisional leluhur seperti pewarnaan alami dan berkolaborasi dengan koperasi tenun tangan atau bordir, serta menggunakan bahan dan bahan mentah alami, kami berharap dapat memicu percakapan yang lebih sadar tentang dampak fesyen yang saling terkait terhadap lingkungan, politik, dan identitas. ” tulis Nol Collective.
(Martin Bagya Kertiyasa)