Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Digempur Israel Bertubi-tubi, Fashion Palestina Masih Tetap Bertahan Melestarikan Budayanya

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Rabu, 11 Oktober 2023 |12:43 WIB
Digempur Israel Bertubi-tubi, Fashion Palestina Masih Tetap Bertahan Melestarikan Budayanya
Fashion Palestina. (Foto: Nol Collective)
A
A
A

SERANGAN kelompok Hamas Palestina ke Israel memang telah membuat perang kembali meledak. Pesawat Israel pun tidak henti-hentinya melancarkan serangan udara yang menewaskan ratusan orang dan ribuan lainnya luka-luka.

Pengeboman besar-besaran di Gaza ini pun disebutkan oleh salah satu reporter BBC sebagai pemboman terburuk yang pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir. Meski mendapat tekanan konflik politik dengan Israel, para penggiat fesyen di Palestina masih mampu berkarya dan menghasilkan produk di luar batas yang ada.

"Terisolasi secara geografis, sebagian besar pengerajin yang bekerja sama dengan kami belum pernah bertemu dan bahkan perlu bekerja sama secara digital untuk menghidupkan garmen, mewakili upaya kreatif yang telah mengalahkan batasan yang ada," tulis Nol Collective, sebuah inisiatif yang didirikan oleh Yasmeen Mjalli, seperti dilansir dari Antara.

Fashion Palestina

Mjalli mendirikan Nol Collective karena termotivasi untuk mengembalikan adat dan tradisi masyarakat asli Palestina dengan menciptakan karya fesyen tradisional yang unik. Mjalli awalnya terinspirasi oleh foto Thomas Abercrombie dari National Geographic, yang mengambil foto yang mengubah segalanya bagi seorang wanita muda Palestina.

Foto tersebut menggambarkan seorang pria berdiri di sebuah pantai di Gaza, dikelilingi ratusan benang berwarna merah, kuning, dan biru. Yasmeen Mjalli terkejut dengan foto ini dan dia belum pernah melihat yang seperti ini di Palestina, tulis The Guardian tentang kelahiran Nol Collective.

Dari desa-desa perbukitan di Yerusalem hingga Gaza, Ramallah, dan Betlehem, Nol Collective bermitra dengan bisnis keluarga, bengkel kerajinan, dan koperasi perempuan untuk menciptakan karya kolektif yang indah. Teknik tradisional dan warisan leluruh dari jaringan kreatif ini membuat Nol Collective menyukai tanah dan ceritanya.

Fashion Palestina

Kerajinan tradisional Palestina seperti tatreez (sulaman tangan) dan tenun ditandai dengan sejarah perjuangan dan perlawanan politik. Untuk tatreez, Nol Collective bermitra dengan koperasi perempuan setempat.

“Ini mencakup lebih dari 60 perempuan dari Gaza hingga Al Khalil, koperasi Touch of Heritage adalah kekuatan politik dan kreatif,” tulis Nol Collective, dikutip dari situs resminya, Rabu.

“Kami juga menggunakan kain tenunan tangan tradisional Majdalawi, kain 100% katun yang telah menjadi bagian penting dari pakaian tradisional Palestina selama berabad-abad. Berasal dari wilayah Gaza, dari kota Al Majdal hancur, kain majdalawi ini ditenun dengan tangan menjadi satu. dari lokakarya terakhir yang tersisa di Palestina,” katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement