RITUAL Mangkuk Merah sangat sakral bagi suku Dayak di Kalimantan. Selain sebagai bagian menjaga warisan leluhur, tradisi tersebut juga sarat makna serta mencerminkan hubungan erat mereka dengan nenek moyangnya.
Ritual mangkuk merah merupakan sarana berkomunikasi antarmasyarakat Dayak supaya waspada terhadap gangguan dari pihak lain. Mangkuk merah juga menjadi media penghubung antara suku Dayak dengan leluhur mereka.
BACA JUGA:
Melansir Muspen Kominfo, masyarakat Dayak percaya dengan melakukan ritual ini maka roh nenek moyang akan membantu mereka melawan musuh. Ritual ini juga mampu mengajak seluruh masyarakat Dayak untuk itu berperang.
Meski demikian, ritual ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Hanya panglima saja yang boleh melakukan ritual ini. Sebab konsekuensi besar akan ditanggung oleh orang yang melakukannya.
Suku Dayak
Disebut mangkuk merah merah bukan berarti sebuah mangkuk berwarna merah. Akan tetapi di dalam mangkuk tersebut berisi darah merah.
BACA JUGA:
Darah tersebut menjadi bukti simbol bahwa suku Dayak akan mempertahankan dan memperjuangkan suku mereka sampai titik darah penghabisan.
Selain darah, di dalam mangkuk merah juga terdapat helai bulu burung dan selembar daun lontar. Helai bulu burung memiliki arti bahwa kabar berita disampaikan dengan cepat seperti burung terbang.
Sedangkan daun lontar merupakan simbol pelindung untuk melindungi kabar berita dari panas dan hujan.