BERAGAM cara dilakukan umat muslim Indonesia dalam menyambut hari raya Idul Adha yang tinggal menghitung hari. Salah satunya ialah tradisi yang telah melekat pada para perantau asal Madura, yaitu Toron atau mudik ke kampung halaman.
Ya, masyarakat Madura mudik ke kampung halaman dari perantauan tidak hanya saat hari raya Idul Fitri. Mereka juga pulang kampung pada hari raya Idul Adha dan momen Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Sudah menjadi tradisi masyarakat Madura, Toron atau mudik pada tiga momen besar tersebut. Kata Toron sendiri merupakan istilah lokal untuk menyebut kepulangan orang Madura dari tanah rantau ke kampung halaman.
Mengutip laman Lontar Madura, pada dasarnya Toron memiliki makna lebih luas, yakni membangun kembali solidaritas yang mengarah pada jalinan tali silaturahmi antarkeluarga dan kerabat orang Madura yang di tanah kelahirannya.
Dengan Toron, keutuhan dan keakraban antarwarga Madura diharapkan akan tetap terjalin semakin rapat dan mesra. Oleh karenanya, saat orang Madura mudik, tentu telah mempersiapkan diri dengan bekal-bekal bawaan yang secara formalis sebagai oleh-oleh.
Hal itu sekaligus sebagai bentuk manifestasi dari keterikatan kekeluargaan, meski mereka harus merantau sejauh mana meninggalkan tanah kelahirannya.
Toron pada hari raya Idul Adha sejatinya tidak kalah semarak dengan Idul Fitri. Sebab, banyak masyarakat Madura yang merantau ke Jakarta, Kalimantan, dan Papua melakukan tradisi Toron pada momen hari raya kurban ini.