Dengan paparan minuman energi berulang, tikus dalam bahan penelitian menjadi semakin lebih aktif, seperti tikus yang diberi kokain. Para peneliti juga mendeteksi peningkatan kadar protein FosB, yang merupakan penanda perubahan jangka panjang dalam neurokimia.
"Itulah salah satu alasan mengapa begitu sulit bagi pengguna narkoba untuk berhenti karena perubahan yang berlangsung di otak," tambah van Rijn.
Bahkan, para peneliti juga menemukan bahwa tikus yang terpapar oleh minuman energi selama remaja, mereka kurang sensitif terhadap efek menyenangkan dari kokain. Ini tampaknya positif karena adanya kontrol diri. Demikian dilansir Boldsky, Rabu (26/10/2016).
(Helmi Ade Saputra)