RENCANA Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang akan memungut cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) mendapat respon positif dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Dokter Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan. Pasalnya, dia menilai, rencana tersebut bisa memberikan dampak yang baik dari sisi kesehatan.
“Saya menyambut baik adanya rencana pemerintah untuk memungut cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK),” ujar dr. Erlina, melalui cuitan di akun X-nya, @erlinaburhan, Sabtu (24/2/2024).
“Minuman yang akan dikenai cukai antara lain minuman produk yang mengandung gula, pemanis alami, hingga pemanis buatan,” tuturnya.
Salah satunya, lanjut dr. Erlina, yakni bisa memberikan dampak secara tidak langsung kepada masyarakat untuk membatasi asupan gula berlebih, akibat mengonsumsi minuman kemasan yang cenderung memiliki gula tambahan.

“Dari sisi kesehatan, ini dapat berdampak baik untuk membatasi konsumsi minuman kemasan, mengingat bagaimana bahaya konsumsi gula berlebihan seperti gula tambahan,” tuturnya.
Dokter Erlina juga mengungkapkan, di Indonesia sendiri angka diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 lalu. Sejumlah 5-10 persen kasus adalah diabetes tipe 2. Dia menyebut, salah satu faktor pemicu peningkatan angka kasus diabetes pada anak tersebut adalah akibat sering mengonsumsi jajanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi.
“Banyak faktor yang menyebabkan adanya peningkatan, salah satunya konsumsi jajanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi,” tuturnya.
“Kalau berdasarkan survei yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dengan 800 responden, memperlihatkan hasil bahwa satu dari empat anak yang berusia kurang dari 17 tahun mengonsumsi MBDK setiap hari,” tuturnya.
Mirisnya, peningkatan konsumsi MBDK pada anak-anak tersebut juga dipengaruhi oleh faktor mudahnya akses mereka untuk membeli dan mengonsumsi MBDK tersebut.