Yang dirasakan:
* Frustrasi, marah, kecewa karena kenyataan tidak sesuai harapan.
* Korban merasa kurang didukung atau dilupakan.
* Anak dan remaja: mudah cemas, sulit tidur, mimpi buruk, menarik diri.
Solusi:
Counseling atau terapi trauma:
* CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
* Trauma-Focused (TF)-CBT untuk anak
* Terapi bermain (play therapy)
* Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) pada kasus trauma yang lebih berat
* Pemulihan rutinitas sekolah dan aktivitas harian.
* Pendampingan sosial oleh psikolog.
4. Tahap Rekonstruksi / Recovery Phase
Bulan ke 6 hingga beberapa tahun
Yang terjadi:
* Adaptasi terhadap kondisi baru.
* Namun beberapa korban masih mengalami PTSD, depresi, atau prolonged grief.
Solusinya:
Intervensi jangka panjang:
* Kelompok dukungan (support group)
* Penguatan ketahanan keluarga (family resilience)
* Program rekonstruksi berbasis komunitas
* Monitoring kesehatan mental jangka panjang.
(Rani Hardjanti)