 
                Adanya kandungan mikroba tersebut membuat para pengguna inhaler Thailand waspada dan mengecek nomor edar dari produk mereka. dr. Dicky mengatakan bila inhaler dengan kontaminasi mikroba ini masih terhirup, bisa menyebabkan risiko gangguan pernapasan ringan hingga akut.
“Kalau dia menghirup inhaler yang terkontaminasi, ya iritasi ringan sampai sedang bisa terjadi dalam bentuk batuk, tenggorokan gatal, rasa tidak nyaman, dan paling umum ini biasanya terjadi pada orang sehat yang daya tahannya bagus,” jelas dr. Dicky.
Tak hanya itu, masalah kesehatan pernapasan juga bisa lebih serius, khususnya untuk masyarakat dengan kondisi imunitas yang lemah hingga memiliki riwayat penyakit komorbid yang dapat memperparah infeksi pada pernapasan.
“Misalnya dia penyandang asma, punya infeksi PPOK, penyakit paru obstruktif kronik, atau yang memiliki gangguan daya tahan tubuh nah, inhalasi atau menghirup mikroba ini bisa memicu infeksi serius,” tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)