Stanford menyebutkan bahwa beberapa faktor besar memengaruhi minimnya aktivitas jalan kaki di Indonesia, antara lain:
1. Minimnya Fasilitas dan Perlindungan bagi Pejalan Kaki
Trotoar yang tersedia di kota-kota besar sering kali diserobot pengendara motor, digunakan sebagai tempat parkir, atau bahkan ditutup oleh pedagang kaki lima. Akibatnya, pejalan kaki tidak merasa aman dan nyaman untuk berjalan, bahkan untuk jarak dekat. Kurangnya penegakan hukum dan kesadaran pengemudi juga menjadi penyebab utama.
2. Kecanduan Belanja Online
Kemudahan akses belanja melalui aplikasi seperti Tokopedia, Shopee, hingga layanan antar makanan dan transportasi seperti Gojek dan Grab membuat masyarakat jarang keluar rumah. Barang kebutuhan tinggal dipesan lewat aplikasi dan langsung diantar ke pintu rumah. Aktivitas fisik pun semakin berkurang.
3. Berkembangnya Sistem Kerja Jarak Jauh
Pandemi COVID-19 mempercepat tren remote working. Banyak orang kini bekerja dari rumah tanpa perlu beranjak ke kantor. Meskipun efisien, kebiasaan ini mengurangi kebutuhan untuk bergerak. Bagi pekerja kantoran yang duduk di depan layar seharian, kurangnya aktivitas fisik bisa menjadi masalah serius dalam jangka panjang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)