Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Prinsip Pengasuhan yang perlu diketahui Orangtua

Opini , Jurnalis-Senin, 14 Juli 2025 |15:15 WIB
10 Prinsip Pengasuhan yang perlu diketahui Orangtua
10 Prinsip Pengasuhan yang perlu diketahui Orangtua (Foto: Freepik)
A
A
A

8. Jadikan masalah sebagai kesempatan untuk belajar dan biarkan anak berusaha untuk memecahkan masalahnya sendiri

Saat anak sedang menemui suatu masalah, biarkan anak berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri. Jangan langsung memberikan bantuan kepada anak, apalagi bantuan yang berupa jawaban terhadap permasalahan anak. Sebagai contoh, saat anak kesulitan menyelesaikan kepingan puzzle gajah, jangan langsung memberikan kepingan yang tepat untuk anak. Orangtua cukup memberikan petunjuk dengan mengatakan “Coba diingat-ingat, gajah itu punya apa saja? Kira-kira kepingan ini bagian apanya ya?”.

Keberhasilan anak menyelesaikan permasalahan dengan hanya pemberian petunjuk dari orangtua akan memberikan perasaan kompeten pada anak dan membuatnya lebih percaya diri ketimbang memberikan solusi terhadap permasalahan anak. Anak juga perlu belajar menerima konsekuensi dari permasalahan yang dihadapinya. Sebagai contoh, saat anak tidak membawa buku PR-nya, orangtua tidak perlu mengantarkan buku tersebut ke sekolah. Biarkan anak menerima konsekuensi dari guru atas keteledorannya, karena hal ini akan membuat anak belajar untuk tidak mengulanginya kembali.

9. Bangun rasa aman dengan mengajarkan rasa percaya

Kepercayaan anak terhadap orangtua dibangun sejak anak lahir melalui sensitivitas, responsivitas, dan konsistensi orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak. Sensitivitas menggambarkan kemampuan orangtua untuk memaknai secara akurat tanda-tanda yang ditampilkan anak terkait kebutuhannya. Orangtua yang sensitif selanjutnya akan dapat merespons kebutuhan anak dengan tepat.

Apabila hal itu dilakukan secarta konsisten, anak akan melihat orangtua sebagai sosok yang dapat diandalkan dan dipercaya. Sebagai contoh, ibu yang memahami bayinya menangis karena lapar, akan merespons tangisan bayi dengan segera memberikan ASI. Selanjutnya, apabila hal tersebut dilakukan ibu secara konsisten di saat bayinya menangis karena lapar, akan timbul rasa percaya pada bayi terhadap ibu sebagai sosok yang dapat ia andalkan. Begitu pula sebaliknya.

10. Lebih memperhatikan kualitas perkembangan dalam setiap tahap

Ketika anak sudah menguasai suatu keterampilan tertentu di usianya saat ini, tidak jarang orangtua menuntut anak untuk bisa menguasai keterampilan tingkat lanjut, yang terkadang mungkin melebihi kemampuan anak untuk dapat menguasainya saat ini. Sebagai contoh, saat anak sudah bisa membilang angka dari 1-10 di usia 3 tahun, tidak jarang orangtua lanjut ingin mengajari anak penjumlahan, padahal di usia tersebut anak sebenarnya belum menguasai operasi hitung.

Daripada memaksa anak untuk menguasai kemampuan yang belum waktunya, lebih baik mendukung kemampuan yang sudah bisa anak lakukan dengan memberikan pengalaman dan kesempatan lebih untuk mengembangkan kemampuannya. Kembali ke contoh di atas, daripada mengajarkan penjumlahan pada anak usia 3 tahun yang sudah bisa membilang angka dari 1-10, lebih baik mengembangkan kemampuan anak untuk mengenal konsep jumlah dengan meminta anak menghitung objek dalam jumlah tertentu, misalnya “Coba hitung ada berapa pensil di kotak ini” atau “Berapa jumlah ayam di dalam kandang?”. Anak juga bisa diajarkan konsep banyak dan sedikit dengan membandingkan jumlah objek yang berbeda.

Berbekal ke-10 prinsip pengasuhan di atas, diharapkan orangtua dapat memperoleh tambahan informasi mendasar terkait pengasuhan anak. Selanjutnya, orangtua juga dapat lebih optimal dan merasa lebih kompeten dalam perannya mengasuh anak. Happy parenting!

Penulis: Psikolog Rini Hildayani, S.Psi., M.Si.

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement