Orangtua hendaknya cukup peka dengan cara-cara yang ditampilkan anak untuk menyampaikan maksud dan keinginannya. Sebagai contoh, anak bayi yang belum bisa bicara seringkali menyampaikan keinginannya dengan cara menangis. Beberapa anak akan menjadi rewel saat ia sudah mulai merasa bosan atau menampilkan ekspresi wajah tertentu untuk menggambarkan perasaannya.
Untuk itu, penting bagi orangtua untuk peka dalam menilai tanda-tanda yang ditampilkan anak sehingga dapat menanggapi kebutuhan anak secara tepat pula. Pun untuk anak-anak yang sudah dapat menyampaikan keinginan atau perasaannya secara lisan, perlu bagi orangtua untuk menanggapinya secara bijak. Sebagai contoh, saat anak bercerita bahwa tidak ada satu teman pun yang mau bermain dengannya, simak dan terima dulu cerita anak. Jangan langsung memberikan nasihat atau menyalahkan anak. Hal-hal itu hanya dapat membuat anak enggan berkomunikasi dengan orangtua.
Perkembangan anak berlangsung di berbagai aspek, baik fisik-motorik, kognitif, emosi, dan sosial. Penting bagi orangtua untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan agar anak berkembang optimal melalui pemberian stimulasi. Dalam hal ini, stimulasi yang diberikan haruslah memperhatikan tahap perkembangan anak, waktu yang tepat untuk pemberian stimulasi, dan perbedaan individual.
Sebagai contoh, pemberian stimulasi berupa pengenalan huruf sebaiknya diberikan saat anak sudah memahami konsep bentuk, yaitu sekitar usia 4 tahun. Stimulasi juga dapat diberikan melalui berbagai cara, seperti lewat nyanyian, untuk anak yang senang menyanyi, atau dengan membuat nugget huruf, untuk anak yang senang memasak.