BAGI banyak orang, menjadi pemenang Miss World 2025 adalah pencapaian luar biasa. Namun bagi Opal Suchata, itu adalah alat untuk membawa perubahan yang nyata. Di balik sorotan lampu, gaun mewah, dan panggung kontes kecantikan, ada cerita yang jauh lebih dalam. Cerita tentang luka, kekuatan, dan harapan.
Pada usia 16 tahun, Opal Suchata ternyata harus menjalani operasi pengangkatan tumor di payudaranya. Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan tumor itu jinak, pengalaman tersebut meninggalkan bekas mendalam, baik secara fisik maupun emosional. Ia merasakan ketakutan, kebingungan, dan rasa tidak berdaya yang sering dirasakan para perempuan lain yang menghadapi situasi serupa.
“Saat itu saya masih sangat muda. Rasanya sangat berat secara mental maupun fisik. Tapi itulah yang menumbuhkan empati saya, dan menjadi alasan saya memulai proyek ini. Saya ingin mendukung perempuan lain yang tengah berjuang menghadapi kanker payudara, dan mendorong kita semua untuk lebih sadar akan kesehatan kita sendiri,” ungkap Opal dalam wawancara khusus dengan iNews Media Group di iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (9/7/2025).
Berawal dari pengalamannya inilah, Opal Suchata tergerak membuat sebuah projek mulia bertajuk ‘Opal For Her’. Ia menyadari bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker paling umum yang menyerang perempuan di Thailand.
Namun, masih banyak dari mereka yang belum memiliki akses terhadap informasi, pemeriksaan dini, dan layanan kesehatan memadai, terutama di daerah-daerah pedesaan atau komunitas yang kurang terjangkau.
Projek ‘Opal For Her’ lahir dari kesadaran itu. Ini adalah inisiatif yang tidak hanya berbicara soal kepedulian, tapi juga menciptakan aksi konkret. Dengan hati dan tekad, Opal membawa gerakan ini menjangkau perempuan-perempuan yang selama ini terabaikan oleh sistem.
Program-program utama dalam ‘Opal For Her’ sendiri meliputi, workshop kesadaran tentang kanker payudara di sekolah dan komunitas, memberikan tutorial pemeriksaan mandiri untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan, melakukan penggalangan dana untuk membantu pasien kurang mampu mendapatkan pengobatan, dan kemitraan dengan rumah sakit serta layanan kesehatan lokal guna menghadirkan layanan pemeriksaan payudara dan mammogram keliling.
Opal percaya bahwa deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa, dan tidak seharusnya bergantung pada di mana seseorang tinggal atau seberapa besar penghasilan mereka. Apa yang membedakan Opal dari banyak aktivis kesehatan adalah pendekatan personalnya. Ia tidak hanya mengampanyekan isu ini, ia menjalaninya.
Ia tahu rasanya menjadi muda dan harus menghadapi ketakutan yang besar tentang kesehatan sendiri. Ia menyimpan kekuatan dari para penyintas yang ia temui, dan menjadikannya bahan bakar untuk terus melangkah.
“Kanker payudara mungkin terdengar seperti sesuatu yang jauh, tapi nyatanya sangat dekat dengan kita. Sebagai perempuan, kita harus mulai lebih memperhatikan diri sendiri bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk orang-orang yang kita cintai,” tegasnya. .
Bagi Opal, mengikuti ajang bergengsi Miss World 2025 bukan sekadar soal gelar atau pengakuan, namun juga tentang menggunakan platform tersebut untuk membawa perubahan nyata. Dalam dunia yang sering kali hanya menyoroti penampilan luar, Opal membuktikan bahwa kekuatan sejati seorang perempuan terletak pada kepeduliannya terhadap sesama.
“Opal For Her bukan hanya tentang pencegahan kanker payudara, ini tentang solidaritas, tentang mengubah rasa takut menjadi kekuatan, dan tentang menciptakan dunia yang lebih peduli dan setara dalam akses kesehatan,” tutup Opal Suchata.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)