Ia pun membuka kemungkinan bahwa sistem poin akan diperkenalkan kembali di masa mendatang agar masyarakat lebih memahami kontribusi setiap aspek dalam kompetisi.
Douglas menekankan bahwa Miss World bukan hanya soal kecantikan fisik, melainkan tentang pencapaian perempuan muda secara utuh.
Menurutnya, ajang ini bukan tempat untuk menguji siapa yang paling unggul, tetapi untuk merayakan potensi terbaik yang dimiliki setiap finalis.
“Kami ingin merayakan keberhasilan perempuan muda. Bukan menguji mereka. Jadi jika mereka tidak kuat di satu bidang, tidak masalah. Yang penting adalah menonjolkan nilai positif dari masing-masing individu,” tandasnya.
Pernyataan Douglas ini sejalan dengan visi Miss Indonesia yang dirumuskan oleh Liliana Tanoesoedibjo, yakni Minor, Impressive, Smart, and Social. Nilai-nilai ini telah menjadi fondasi dalam memilih wakil Indonesia untuk ajang internasional, termasuk Miss World.
Dengan berbagai dukungan dan persiapan yang terus ditingkatkan setiap tahun, harapan Indonesia meraih mahkota Miss World untuk pertama kalinya tampaknya kian dekat.
Masyarakat kini menantikan siapa yang akan keluar sebagai pemenang Miss Indonesia 2025, yang akan diumumkan dalam malam grand final besok, Rabu, 9 Juli 2025.
(Kemas Irawan Nurrachman)