KENAPA anak-anak cepat merasa bosan? simak penjelasan berikut. Sebuah survei data menunjukkan anak-anak mengalami tingkat kebosanan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Dalam satu survei yang dilakukan OnePoll, hasil menunjukkan bahwa butuh waktu 33 menit bagi anak-anak mereka untuk merasa bosan. Survei tersebut dilakukan terhadap 2.000 orang tua dengan anak-anak berusia 3 hingga 12 tahun.
Para ahli menyebut screen time anak berpengaruh terhadap meningkatnya kebosanan anak, demikian dilansir dari parents, Jumat (23/5/2025).
Survei Elmer menemukan bahwa 81% dari 2.000 orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka yang berusia 3 hingga 12 tahun "selalu mencari sesuatu untuk dilakukan" ketika mereka pulang dari sekolah.
Seorang Psikolog Anak di UTHealth Houston Leslie Taylor, PhD merinci waktu fokus yang dimiliki anak:
- Usia 3 hingga 4 tahun: Enam hingga delapan menit
- Usia 5 hingga 8 tahun: 12 hingga 24 menit
“Mereka lebih tertarik melakukan aktivitas daripada menyelesaikannya dan mungkin memiliki banyak pertanyaan spontan selama aktivitas, jadi bersikap fleksibel adalah kuncinya,” kata Dr. Taylor.
- Usia 9 hingga 11 tahun: 20 hingga 30 menit
“Setelah itu, mereka perlu kembali fokus kecuali aktivitasnya sangat menarik, dan mereka biasanya termotivasi untuk mencoba hal-hal baru dan menetapkan tujuan,” kata Dr. Taylor.
- Usia 12 tahun: 20 hingga 40 menit (“Mereka biasanya belajar paling baik dari pengalaman yang mencakup penemuan diri, pemikiran yang lebih kompleks dan abstrak,” kata Dr. Taylor.)
Singkatnya, wajar bagi anak berusia 3 tahun untuk memiliki rentang perhatian kurang dari 33 menit.
Untuk menekan tingkat kebosanan anak, Seorang Psikiater Anak, Remaja, dan Dewasa Dr. Zishan Khan, MD, menyarankan untuk melakukan kegiatan seperti seni dan kerajinan dan permainan sensorik.
Dr. Khan mengatakan kegiatan ini dapat menahan rentang perhatian lebih lama dari pada kegiatan pasif seperti menonton.
“Yang dapat membantu adalah orang tua menyiapkan ruang khusus dengan bahan-bahan yang mudah diakses seperti krayon, kertas, tanah liat, atau balok bangunan,” kata Dr. Khan. “Dorong anak Anda untuk memulai proyek dan mengeksplorasi kreativitas mereka.”
Cobalah tetapkan waktu tertentu untuk aktivitas tertentu seperti membaca, bermain imajinatif, dan bersenang-senang di luar ruangan.
“Jadwal yang konsisten memberikan struktur, membantu anak-anak mengetahui apa yang diharapkan dan mengurangi kegelisahan,” kata Dr. Khan. “Penting untuk menyadari bahwa konsistensi membantu anak-anak bertransisi antaraktivitas dengan lebih lancar.”
(Kurniasih Miftakhul Jannah)