Patung ini merupakan hasil karya Rejo Arianto, seorang seniman lokal asal Wonosobo. Ia mengerjakan patung ini selama sekitar 1,5 bulan. Keterlibatan seniman lokal menambah nilai kebanggaan bagi masyarakat setempat.
Biawak dipilih sebagai ikon karena satwa ini banyak ditemukan di Desa Krasak. Patung ini menjadi simbol pelestarian alam dan representasi kekayaan fauna lokal, sekaligus wujud kolaborasi antara komunitas, seniman, dan program CSR.
Patung ini dibangun sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup oleh Karang Taruna setempat. Tujuannya, yakni untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian hewan lokal seperti biawak yang merupakan bagian dari ekosistem khas desa tersebut.
Kepala patung biawak dibuat menoleh ke arah tertentu, tidak hanya meniru gesture biawak, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Hal ini menambah daya tarik dan keunikan patung tersebut.
Patung biawak ini tidak hanya menjadi ikon baru bagi Wonosobo, tetapi juga contoh sukses kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah dalam menciptakan karya seni yang memiliki nilai estetika dan budaya tinggi.
(Kemas Irawan Nurrachman)