Satu falsafah Jepang yang hadir dalam tradisi ini adalah 'wabi-sabi' sebuah filosofi mengenai keindahan yang tak nampak. Sadou bukan hanya semata-mata cara untuk melayani atau menyajikan teh, tetapi juga mengacu pada pola pikir saat melayani teh itu sendiri seperti disiplin mental untuk menuntut filosofi wabi-sabi.
Oleh karenanya, peralatan sadou seperti kendi, cangkir, dan mangkuk sengaja dibuat sederhana tanpa hiasan atau juga dipilih dengan sengaja peralatan yang sedikit penyok dibanding yang rata. Dengan itu, kecantikan akan ditemukan dalam ketidaksempurnaan sesuai dengan filosofi wabi-sabi sebelumnya.
Urutan upacara Sadou
Meski setiap sekolah sadou di Jepang memiliki urutan dan caranya sendiri dalam pelayan teh, namun prosedur umum berikut bisa digunakan untuk mempelajari tradisi unik satu ini. Berikut urutan dalam tradisi sadou:
- Masukkan teh hijau dari wadahnya ke mangkuk teh menggunakan sendok kecil
- Tuang air panas ke dalam mangkuk dengan sendok besar
- Aduk teh saat panas dengan kocokan teh (chasen)
- Jika Anda seorang tamu makan Anda harus bersujud dan ambillah mangkuk dengan tangan kanan kemudian letakkan di telapak tangan kiri Anda
- Putar mangkuk 3 kali searah jarum jam dengan tangan kanan
- Bersihkan mangkuk dengan tangan kanan tepat di mana bibir Anda menyentuhnya, putar berlawanan, dan kembalikan ke tuan rumah.
(Rizka Diputra)