Begitu juga dengan pemilihan kebaya yang sangat spesifik, seperti gabungan surjan, kebaya janggan, dan kebaya klasik. Itu semua adalah simbol kompleksitas jiwa Dasiyah yang setia pada akarnya namun siap merubah dunia.
Menurut Hagai, kebaya hitam ini juga merupakan bentuk interpretasinya terhadap konsep "lady boss" di Indonesia pada masa itu, powerful (bukan maskulin), karena menjadi perempuan kuat bukan berarti menjadi maskulin. Begitu pula dengan pemilihan motif batik parang yang melambangkan perlawanan (batin) Dasiyah.
Selain itu, dijelaskan juga soal penggunaan kebaya putih Dasiyah yang dikenakan pada pertengahan cerita sampai akhir. Menurutnya, ada masanya hitam berubah menjadi putih, seperti matahari terbit dari gelapnya malam, dan seperti baru lahir.
Putih adalah kanvas kosong yang siap dilukis, atau lembaran kosong yang akan disi cerita baru. Seperti pengantin yang berbalut warna putih yang melambangkan babak baru kehidupan.
Dalam cerita tersebut, momen titik balik Dasiyah adalah saat pernikahan Soeraja atau Raja di mana Dasiyah datang dengan mengenakan kebaya putih.
Selain itu, bagi Dasiyah, kebaya putih juga mengingatkannya pada ibu-ibu pelinting di pabrik rokok milik ayahnya Pak Idroes, yang juga sangat ia cintai dulu, sehingga Dasiyah merasa deperti pulang ke rumah.
Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai ini alasan Dasiyah di serial Gadis Kretek suka pakai kebaya hitam, semoga artikel ini bermanfaat.
(Endang Oktaviyanti)