MAKANAN olahan ada yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Tepatnya adalah makanan olahan yang masuk kategori ultraproses. Misalnya yang mengandung pemanis, pengawet, perisa, pewarna buatan, dan sebagainya. Makanan olahan seperti ini umumnya mengandung gula dan garam yang tinggi.
Makanan olahan yang membahayakan kesehatan bisa dilihat dari kasus di Brasil. Angka obesitas di sana meningkat dari 7,5 persen pada 2002 menjadi 17,5 persen pada 2013 akibat pola makan masyarakat yang tinggi mengonsumsi makanan olahan. Demikian menurut temuan Profesor Carlos Monteiro dan tim dari Universitas Sao Paolo Brasil.
Baca juga: 4 Makanan yang Cocok untuk Mengatasi Diare, Apa Saja?
Tidak hanya obesitas, makanan olahan juga dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe-2, penyakit jantung, terlepas pada kenyataan orang membeli produk dengan kandungan lebih sedikit gula dan minyak.
Seperti dikutip dari Medical News Today, sebuah studi yang melibatkan hampir 20.000 orang dewasa menemukan konsumsi lebih dari empat porsi makanan olahan setiap hari berhubungan dengan peningkatan risiko semua penyebab kematian (akibat penyakit).

Apa sebenarnya makanan olahan?
Merujuk pada dokumen terbitan dari Breastfeeding Promotion Network of India (BPNI) yang menjadi mitra kerja Asosiasi Ibu Menyusui (AIMI) di International Baby Food Action Network (IBFAN), makanan olahan diproses dengan cara diawetkan, diasinkan, diasamkan atau difermentasi untuk meningkatkan daya tahan.
Beberapa contoh makanan ini antara lain asinan, terasi, keripik buah dan sayur, minuman beralkohol seperti bir dan anggur yang masuk kelompok tiga.
Baca juga: Arya Saloka Pakai Sepatu Rp1,3 Juta di TikTok Awards 2021, Netizen: Jadi Kelihatan Mahal
Lebih lanjut, apabila produk makanan diolah melalui cara karbonasi, pemadatan, pengocokan, penambahan massa, pemipihan, pengurangan pembentukan busa dan sebagainya, menjadikannya masuk kategori empat atau makanan ultraproses.
Umumnya di dalam produk ini terdapat lima atau lebih kandungan dan zat tambahan yang tidak pernah digunakan di dapur rumah tangga seperti penstabil, pengawet, maltodekstrin, protein hidrosilat ataupun pewarna dan pemanis non-gula.