Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Layaknya Mabuk, Kenapa Masih Banyak Orang Kerja Berlebihan padahal Merusak Kesehatan?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 28 Agustus 2018 |21:01 WIB
Layaknya Mabuk, Kenapa Masih Banyak Orang Kerja Berlebihan padahal Merusak Kesehatan?
Kerja (Travel trilogy)
A
A
A

KERJA terus-terusan meningkatkan risiko kecelakaan, meningkatkan tingkat stres, dan bahkan menyebabkan rasa sakit fisik. Tapi masalahnya, banyak orang tidak bisa tidak melakukannya.

Menurut statistik terbaru dari Organisasi Buruh Internasional, lebih dari 400 juta pekerja di seluruh dunia bekerja 49 jam atau lebih per minggu, proporsi yang cukup besar dari hampir 1,8 miliar total tenaga kerja di seluruh dunia.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan surat kabar New York Times, bahkan pengusaha Elon Musk merasa tergerak untuk menceritakan bahwa ia melalui ulang tahunnya yang ke-47 dengan mengunci diri di pabriknya, bekerja sepanjang malam. "Tanpa teman, tanpa apa-apa," tuturnya.

 Baca juga: Penyakit Misterius, Bisa Bikin Tulang Anda Menghilang!

Bagi Musk, itu mungkin sama saja dengan hari-hari lain dalam pekerjaannya, yang mencapai 120 jam seminggu. "(Pekerjaan) ini benar-benar membuat saya mengorbankan waktu untuk bertemu anak-anak saya. Dan teman-teman, " imbuhnya.

 Kerja

Bagi beberapa penggemarnya, ini hanyalah harga untuk menjadi manusia-setengah-dewa di Silicon Valley saat ini, sang pelopor yang secara bersamaan berusaha mewujudkan kolonisasi Mars dan menciptakan mobil listrik yang terjangkau dan diproduksi secara massal.

Tapi memperlakukan kelelahan sebagai lencana kehormatan menetapkan preseden yang berbahaya. Berjibaku selama berjam-jam dan selama akhir pekan telah menjadi kebiasaan pokok dalam budaya start-up di Silicon Valley—dan karenanya, juga telah merembes ke berbagai belahan dunia.

 Baca juga: Galau hingga Makan Di-posting ke Sosmed Pengaruhi Kesehatan Mental Kamu, Ini Faktanya!

Saat menulis artikel ini, sebuah kiriman muncul di Facebook saya dari grup perusahaan perintis di Kolombia: 'Angkat tangan Anda jika Anda sekarang sedang mengerjakan perusahaan, ide, atau bisnis Anda!' Disertai emoji tinju.

Kiriman itu mendapat 160 suka, bahkan beberapa hati. Kiriman itu dikomentari oleh 38 pengusaha yang bangga, masing-masing membubuhkan URL proyek mereka. Itu terjadi di hari Sabtu, hampir pukul sepuluh malam.

Masalahnya adalah budaya 'lembur' ini cenderung kontraproduktif dalam mencapai tujuan menyelesaikan lebih banyak hal, atau setidaknya menetapkan harga yang sangat besar untuk melakukannya.

Ada banyak bukti bahwa kerja lembur mengurangi produktivitas Anda serta membuat Anda merasa, dan benar-benar menjadi, kurang sehat. Lembur juga membuat Anda lebih rawan terhadap berbagai macam penyakit.

 Baca juga: Lelah dan Stres Bekerja? Atasi dengan Teknik Jin Shin Jyutsu, Cuma Pakai Jari Loh!

Tetap saja, jutaan pekerja tampaknya tidak mampu berhenti melakukannya, dari petugas kesehatan sampai pekerja 'gig economy' dan pekerja lepas. Lalu apa yang terjadi? Dan, apa yang bisa kita – yang tidak dapat menahan diri untuk bekerja pada Sabtu malam – lakukan terkait hal itu?

 Kerja

Bagaikan mabuk

Sekilas tampaknya sudah jelas: orang yang terlalu banyak bekerja lelah; maka lebih mungkin untuk mengalami kecelakaan di tempat kerja. Tetapi membuktikan ini ternyata sangat sulit.

Mungkin hal tersebut dikarenakan pekerjaan berisiko juga memiliki jam kerja yang lebih menuntut, atau orang yang bekerja lebih lama menghabiskan lebih banyak waktu dalam risiko, bahkan jika mereka tidak lembur.

Tapi sebuah studi yang menganalisis 13 tahun catatan pekerjaan di AS menemukan bahwa "pekerjaan dengan jadwal lembur terkait dengan tingkat bahaya cedera 61% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan tanpa lembur".

 Baca juga: 5 Penyakit Menular di Papua Barat yang Jadi Sorotan Pemerintah, Hati-Hati Guys!

Studi tersebut tidak menyebutkan bahwa kelelahan adalah penyebab utama peningkatan risiko ini, tetapi ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa itu mungkin terjadi.

Misalnya, jika Anda bangun pada jam 8 pagi dan masih bangun pada jam 1 pagi hari berikutnya (berarti Anda sudah bangun selama 17 jam penuh), kinerja fisik Anda kemungkinan akan lebih buruk daripada jika Anda memiliki konsentrasi alkohol dalam darah sebesar 0,05%.

 Alkohol (Shutterstock)

Ini adalah level yang rata-rata didapatkan oleh seorang pria dengan berat badan 73kg jika dia minum dua kaleng bir 355ml. Ya, Anda bagaikan mabuk saat kerja lembur.

Jika Anda tetap terjaga sampai jam 5 pagi, kerusakannya akan sama dengan memiliki konsentrasi alkohol dalam darah 0,1%—lebih dari 0,08% yang dianggap sebagai batasan yang diizinkan untuk mengemudi oleh hukum di sebagian besar negara di dunia.

Jadi, begadang akan membuat kinerja fisik Anda (seperti waktu reaksi atau koordinasi) Anda terganggu seolah-olah Anda terlalu mabuk untuk mengemudi. Dan jika Anda tidak dapat mengemudi, dapatkah Anda bekerja dengan aman dan kompeten?

Mungkin mengetik di komputer tidak terlalu berisiko, tetapi ini adalah sesuatu yang pasti layak dipertimbangkan ketika melakukan pekerjaan manual atau fisik, atau jika pekerjaan Anda menuntut perhatian terhadap detail.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement