Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Layaknya Mabuk, Kenapa Masih Banyak Orang Kerja Berlebihan padahal Merusak Kesehatan?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 28 Agustus 2018 |21:01 WIB
Layaknya Mabuk, Kenapa Masih Banyak Orang Kerja Berlebihan padahal Merusak Kesehatan?
Kerja (Travel trilogy)
A
A
A

Selalu 'siap dihubungi'

Era di mana pekerjaan berakhir ketika orang meninggalkan kantor sudah lama berlalu. Memeriksa dan menjawab pesan dari pekerjaan tampaknya tidak dapat dihindari—dan bahkan disukai bagi sebagian orang, karena mereka merasa hal itu memungkinkan mereka untuk mengungguli pesaing, atau menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga sambil memantau pekerjaan mereka.

Seperti yang ditulis oleh makalah akademis pada tahun 2006 dari Ian Towers, seorang peneliti dari SRH Hochschule di Berlin, teknologi seluler "meningkatkan ekspektasi: para manajer dan kolega kini berharap staf hampir selalu siap untuk bekerja".

 Baca juga: Pesona 4 Srikandi Berhijab Tim Voli Putri Indonesia

Tetapi 'siap dihubungi' tidak sama dengan tidak bekerja, dan cara tubuh kita bereaksi terhadap kedua situasi itu sangatlah berbeda.

Sebuah studi pada 2016 menemukan bahwa kadar kortisol (hormon yang berperan dalam stres) orang-orang 'panggilan' meningkat lebih cepat di pagi hari dibandingkan orang-orang yang tidak harus siap bekerja kapan saja, bahkan jika mereka tidak berakhir bekerja pada hari itu.

Konsentrasi hormon ini biasanya pada puncaknya ketika kita bangun, dan berkurang selama sisa hari. Tetapi para ilmuwan percaya faktor stres di kehidupan sehari-hari mengganggu siklus ini dengan berbagai cara: level kortisol naik lebih cepat ketika Anda mengharapkan hari yang penuh tekanan (para peneliti percaya hal inilah yang terjadi pada kasus ini), levelnya tetap tinggi jika Anda mengalami stres kronis, dan tidak akan naik jika Anda mengalami 'sindrom kelelahan'—yang biasanya didahului oleh periode stres kronis.

Akibatnya, orang-orang juga merasa lebih sulit "melepaskan pikiran dari kerja dari non-kerja" ketika mereka sedang dalam keadaan 'siap dihubungi'. Mereka juga merasa lebih sulit untuk melakukan kegiatan yang benar-benar mereka inginkan—sifat yang disebut para peneliti sebagai 'kontrol'.

Dengan kata lain: pekerja tidak merasa bahwa waktu luang yang mereka punya saat sedang 'siap dihubungi' benar-benar milik mereka, dan tingkat stres mereka meningkat.

Oleh karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa hari-hari di luar kantor saat pegawai tetap dituntut selalu siap untuk bekerja "tidak bisa dianggap sebagai waktu luang, karena pemulihan – fungsi penting dari waktu luang – terbatas dalam keadaan seperti itu".

 Baca juga: Baju Jonatan Christie saat Bertanding di Semi Final Ternyata Typo, Netizen: Pantesan Di-Give Away-in!

Lalu apa yang harus dilakukan?

Bekerja lembur selama berhari-hari bukan hal yang cerdas, walaupun Anda adalah Elon Musk. Kabar tentang rutinitas kerjanya yang tidak sehat tidak diterima dengan baik oleh para investor, dan saham Tesla menurun 8,8% segera setelah wawancara dengan NYT, di tengah kecurigaan akan buruknya kesehatan mental Musk.

Anggap kisah ini sebagai pelajaran: jika Anda dapat menghindari kerja lembur selama berhari-hari, lakukan saja, karena cara bekerja seperti itu tidak memberi efek positif pada kesehatan Anda, kesejahteraan Anda, maupun produktivitas Anda. Bahkan jika Anda berpikir bahwa Anda adalah pengecualian, karena kemungkinan besar Anda bukan.

 Kerja (Shutterstock)

Masalahnya, ada para pekerja lepas yang sangat rentan, yang tampaknya tidak punya kesempatan untuk menghentikan siklus kerja berlebihan dan produktivitas yang semakin berkurang.

 Baca juga: Viral Penampakan Kuntilanak di Warung Makan Kawasan Puncak, Merinding!

Akar masalahnya, seperti dikatakan Wood, adalah bahwa "klien dapat merusak pendapatan pekerja di masa depan", sementara si pekerja lepas memiliki sedikit kekuatan tawar-menawar.

Agaknya kita tidak bisa berharap para platform freelancer mengubah keadaan ini, terutama ketika model bisnis seperti ini memungkinkan mereka untuk meraup miliaran dolar setiap tahunnya.

Sementara itu, jika Anda kebetulan menyewa pekerja lepas lewat dunia maya, mungkin akan lebih baik jika Anda memberikan si pekerja beberapa waktu tambahan: mungkin mereka tidak hanya akan bekerja lebih baik, tetapi kehidupan mereka juga bisa menjadi jauh lebih baik karenanya.

(Fakhri Rezy)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement