Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bekerja Terlalu Keras Berisiko Lebih Cepat Meninggal, Benarkah?

Tiara Putri , Jurnalis-Rabu, 06 September 2017 |14:09 WIB
Bekerja Terlalu Keras Berisiko Lebih Cepat Meninggal, Benarkah?
Ilustrasi (Foto: Huffingtonpost)
A
A
A

TUMPUKAN pekerjaan yang dikejar deadline tak jarang menyebabkan seorang pegawai merasa stres. Bila stres itu terus berlanjut dalam jangka panjang, tentunya akan menimbulkan masalah bagi kesehatan mental karyawan. Maka dari itu, karyawan sering memanfaatkan waktu libur akhir pekan atau mengambil cuti beberapa hari hanya untuk sekadar melepas penat.

Tapi jangan salah, ada juga karyawan yang tidak masalah walaupun memiliki seabrek pekerjaan yang harus diselesaikan. Mereka malah terlihat menikmati pekerjaannya. Karyawan tersebut sering dikenal dengan istilah workaholic. Karyawan yang masuk dalam kategori workaholic adalah mereka yang sering terlihat kecanduan dan menghabiskan waktu untuk pekerjaannya.

BACA JUGA:

Beberapa waktu lalu, sebuah penelitian mengungkapkan seseorang yang workaholic memiliki risiko lebih cepat untuk meninggal dunia. Sebuah hasil penelitian terbaru kini menentang fakta tersebut. Penelitian dari Kanada mengatakan orang-orang yang mencintai pekerjaannya tidak memiliki masalah kesehatan akibat kerja lembur dan menjawab email sepanjang hari.

Hasil ini didapatkan setelah peneliti dari Simon Fraser University's Beedie School of Business berkolaborasi dengan peneliti dari University of Pennsylvania dan University of North Carolina Charlotte. Tim peneliti menganalisis tanggapan kuesioner dari 1.277 karyawan di sebuah perusahaan. Pertanyaan yang diajukan seputar jam kerja, tingkat kerja keras, keterlibatan dalam pekerjaan, serta kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement