RASISME tampaknya masih menjadi salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Contohnya Amerika. Tingkat kesenjangan sosial antara masyarakat berkulit putih dan hitam masih sangat besar.
Itulah yang melatarbelakangi seorang chef asal Lagos, Nigeria, Tunde Wey meluncurkan sebuah restoran pop-up berkonsep unik untuk memberikan pemahaman kepada para pengunjung terhadap isu-isu rasial. Salah satu caranya dengan memberikan harga makanan yang cenderung lebih mahal kepada pengunjung berkulit putih.
BACA JUGA:
Dilansir dari Metro.co.uk, Selasa (13/3/2018), tindakan yang dilakukan oleh Tunde ini juga dilatarbelakangi oleh sebuah fakta yang menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan penduduk Afro-Amerika di New Orleans 54% lebih rendah daripada penduduk berkulit putih.
Restoran tersebut ia namakan SAARTJ yang terinspirasi dari sosok Saartji Baartman, seorang wanita asal Afrika Selatan yang diperbudak dan diarak hingga ke seluruh daratan Eropa karena ia mengidap 'steatopygia' (penyakit yang ditandai dengan lemak berlebih pada bagian bokong). Ia meninggal pada usia 26 tahun dan ceritanya masih santer terdengar hingga saat ini sebagai lambang esploitasi dan rasisme kolonial.