Jajaki Suku Asmat Tahun 1980-an
Awal mula perjalanan ke suku pedalaman yang paling berkesan adalah ketika dipinjam jasanya oleh Yayasan Suku Asmat milik Ibu Tutut Suharto. Saat itu, ada sekitar 13 fotografer yang berangkat ke Papua Barat untuk mengabadikan kehidupan Suku Asmat.
Sebuah suku yang terkenal sebagai suku kanibal oleh dunia karena pernah ada kejadian menghilangnya Michael Clark Rockefeller seorang anak pengusaha minyak dari Amerika Serikat.
Kejadian itu membuat Don penasaran untuk mengenal lebih jauh mengenai Suku Asmat. Sementara fotografer lainnya hanya mengabadikan momen penting dari kulitnya saja tidak secara mendalam.
“Saya masuk dan tinggal selama lima Minggu. Saya ditemani dengan lima penjaga, tiga penjaga dari asli suku Asmat dan duanya bukan,” jelasnya.
(Karya Don Hasman)
Don pun menelusuri jejak hilangnya Michael dengan menanyai satu orang di suku tersebut. Berdasarkan pernyataan satu orang itu, orang tersebut bahkan pernah melihat Michael berenang.
“Tapi ketika saya ingin bertemu dia, dia tidak mau bertemu dengan saya,” jelasnya.
(Baca Juga: OKEZONE STORY Sabar Gorky: Setelah Kehilangan Kaki Kanan, Alur Kehidupan Saya Seakan Terhenti)
Don pun mengambil sebuah kesimpulan ketika masuk ke Suku Asmat, jika Michael yang disebut hilang itu diyakini masih hidup. Pasalnya, suku ini sangat baik dengan Don, ia bahkan tidak pernah mendapatkan pengalaman buruk ketika menelusuri seluk beluk kehidupan suku.
Di sini juga, Don pun jadi tahu alasan mengapa Papua terpisah. Sebab, kawasan ini yang tadinya masih dijajah Belanda hingga akhirnya tahun 1963, Papua Barat disahkan menjadi milik Indonesia telah menuangkan kisah pedih.
“Asal tahu saja, ada sekitar 300 jiwa terenggut Suku Asmat terenggut ketika tentara Belanda tiba,” jelasnya.
Pendalamannya terhadap suku Asmat pun juga menarik kesimpulan seharusnya pemerintah Indonesia berterima kasih kepada Amerika karena berkat Freeport saat itu , Papua Barat masuk ke kawasan Tanah Air.
Sejak saat itulah, banyak wawasan yang ia gali lebih dalam lagi mengenai kehidupan suku – suku pedalaman di Indonesia. Tak hanya sekedar memotret saja, tetapi dengan memperdalam suku, hasilnya pun akan semakin nyata.
“Dengan belajar menelusuri Suku pedalaman saya juga mendapati esensi kehidupan bagaimana harus bersikap,” jelasnya.
Perjalanan menelusuri suku pedalaman pun dilanjutkan , yang paling memberikan kesan baik dari para fotografer itu ketika ia berhasil memotret kehidupan Suku Baduy Pedalaman.