KONFLIK mertua vs menantu menjadi salah satu pemicu terjadinya perceraian. Namun, sebelum menetapkan keputusan akhir untuk bercerai sangat penting untuk mempertimbangkan, salah satunya kesiapan diri menanggung konsekuensi setelah bercerai.
Dalam kehidupan pernikahan tidak ada yang berjalan mulus pasti akan ada sebuah konflik yang terjadi baik itu dengan pasangan, mertua bahkan saudara ipar.
Berbagai konflik ini juga bisa menjadi pemicu keretakan rumah tangga jika tidak diselesaikan dengan komunikasi secara jelas dan baik-baik. Dalam beberapa kasus jika konflik pasangan antar mertua atau ipar tidak kunjung membaik membuat pasangan mulai berpikir lebih baik berpisah.
Konselor Pernikahan Shofiy Yusro, S.Psi menjelaskan, sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan untuk bercerai. Ada baiknya jika pasangan tidak gegabah dan pertimbangkan beberapa hal penting ini, antara lain:
- Apakah sudah mencoba komunikasi terbuka?
- Sudahkah mencoba konseling pernikahan?
- Apakah sudah melibatkan pihak ketiga yang adil (keluarga, mediator)?
- Apakah ini keputusan yang diambil dalam keadaan tenang, bukan saat marah atau emosi?
- Apakah anak akan lebih terluka jika terus menyaksikan pertengkaran, atau justru lebih tenang jika orangtuanya berpisah secara damai?
- Siapa yang akan mengasuh anak? (hak asuh & waktu pertemuan)
- Apakah anak akan tetap mendapat cinta dari kedua orangtua meskipun berpisah?
- Apakah mampu hidup mandiri secara ekonomi setelah berpisah?
- Apakah ada perjanjian pembagian harta?
- Bagaimana dengan nafkah anak, jika ada?
- Apakah perceraian akan memberi rasa aman dan damai, atau justru menambah beban emosional?
- Apakah kamu sudah siap menghadapi rasa sepi, kehilangan, atau stigma sosial?
- Sudahkah mencari dukungan mental/spiritual?
- Apakah pernikahan ini sudah tidak bisa diperbaiki secara syar'i?
- Apakah sudah istikharah dan meminta petunjuk Allah?
- Apakah kamu percaya bahwa ini adalah pilihan yang diridhoi, bukan hanya pelarian?
- Sudah tahu proses hukum yang harus dilalui (Pengadilan Agama atau Negeri)?
- Paham tentang hak atas anak, nafkah, dan harta bersama?
- Siap menghadapi kemungkinan panjang dan rumitnya proses?
- Apakah punya support system: keluarga, teman, komunitas?
- Apakah siap menghadapi komentar orang, stigma lingkungan?
- Apakah ini keputusan untuk menyelamatkan diri dan masa depan, atau karena terjebak emosi sementara?
- Apakah pasangan memang toksik dan tidak ada niat berubah, ataukah sebenarnya kamu lelah tapi belum selesai berjuang?
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk bercerai terlebih dahulu pertimbangkan depalan hal di atas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)