JAKARTA - Bukan hanya karier atau kepribadian saja yang perlu ditata ulang untuk tahun mendatang. Menerapkan resolusi kecantikan juga penting loh, Ladies!
Dalam hitungan jari, tahun akan berganti. Ladies, perlu melakukan sejumlah evaluasi penampilan agar performa lebih maksimal.
Sebelum menyusun resolusi 2026, ada baiknya menilik terlebih dahulu tren kecantikan di 2025. Tahun ini kecantikan identik dengan rutinitas skincare, morning shed, dan masker LED yang viral di media sosial. Lalu bagaimana dengan tahun depan? Para ahli kecantikan menyebutkan, pada 2026 diprediksi akan bergerak ke arah yang lebih sederhana dan sophisticated.
Setelah berbagai tren silih berganti, para dermatolog, facialist, dan pakar kulit kini sepakat masa depan kecantikan terletak pada pendekatan minimalis dengan fokus pada hasil jangka panjang. Bukan lagi soal banyaknya produk, melainkan strategi yang tepat dan berkelanjutan.
Berikut enam resolusi kecantikan yang dinilai layak diadopsi di 2026 menurut para ahli, seperti dikutip dari The Irish News US, Minggu (28/12/2025).
1. Retinoid Tetap Jadi Andalan, Asal Digunakan dengan Tepat
Retinoid, turunan vitamin A seperti retinol dan retinal, tetap memegang peran penting dalam memperbaiki tekstur, warna, dan elastisitas kulit. Namun, cara pemakaiannya kini menjadi sorotan.
Dokter estetika asal Nottingham, Dr Jessica Halliley, menekankan pentingnya kualitas produk dan konsistensi. “Masalah sering muncul karena produk yang digunakan kurang baik, pemakaian tidak teratur, atau kadar yang terlalu kuat sejak awal,” ujarnya. Ia menyarankan penggunaan bertahap di malam hari.
Sementara itu, facialist klinis Kate Kerr justru menganjurkan pendekatan yang lebih agresif, dengan frekuensi dua hingga tiga kali seminggu sebelum akhirnya digunakan setiap malam.
Kuncinya tetap sama: kenali kondisi kulit masing-masing dan konsultasikan dengan profesional bila ragu.
2. Investasi Terbaik Bukan Masker LED, Melainkan Kolagen
Masker LED mungkin menjadi bintang di 2025, tetapi para ahli menilai stimulasi kolagen sebagai investasi yang lebih efektif untuk kesehatan kulit jangka panjang.
Perawatan seperti Sofwave, teknologi ultrasound non-invasif, dan polinukleotida disebut mampu merangsang produksi kolagen dan mengencangkan kulit secara alami.
Tak hanya melalui perawatan klinis, konsumsi kolagen cair atau bubuk berkualitas tinggi juga dinilai memberi hasil nyata. Kolagen laut dikenal baik untuk kesehatan kulit, sementara kolagen sapi mendukung kulit sekaligus tulang dan sendi.
3. Era Skinimalism Kembali
Rutinitas skincare yang panjang dan berlapis-lapis mulai ditinggalkan. Tren 2026 menandai kembalinya skinimalism, menggunakan sedikit produk dengan performa maksimal.
“Rutinitas 10 hingga 12 langkah akan menyusut menjadi tiga atau empat langkah saja,” kata Kerrie-Ann Grant dari Thérapie Clinic.
Selain lebih praktis, pendekatan ini juga dinilai lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
Skincare di 2026 bukan lagi soal banyaknya botol di rak, melainkan kurasi yang tepat.
4. Fokus pada Perawatan Tahunan untuk Hasil Bertahap
Alih-alih mengejar hasil instan, para pakar mendorong fokus pada perawatan tahunan yang memberikan efek kumulatif.
Perawatan seperti microneedling, laser Xeogenesis, Sofwave, dan Sculptra disebut membantu “menabung kolagen” dan menjaga struktur kulit dalam jangka panjang, dibandingkan sekadar memberikan perubahan sementara.
5. Eksfoliasi Berlebihan Mulai Ditinggalkan
Asam glikolat memang efektif, namun penggunaannya yang berlebihan justru berisiko merusak skin barrier dan mempercepat penuaan.
“Gesekan dan eksfoliasi berlebih membuat kulit meradang dan sensitif,” ujar Halliley.
Ia juga mengingatkan bahwa membersihkan kulit terlalu sering lalu menumpuk pelembap dapat mengganggu keseimbangan alami kulit.
Tren 2026 menekankan keseimbangan, bukan ekstrem.
6. Gaya Hidup Jadi Fondasi Kecantikan
Kulit sehat tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup. Pola makan seimbang, hidrasi cukup, mengurangi alkohol, serta menghindari rokok dan vape menjadi faktor penentu hasil perawatan.
Tidur juga mendapat perhatian khusus. “Malam hari adalah waktu kulit memperbaiki diri. Kurang tidur sering terlihat langsung pada kondisi kulit,” kata Kerr.
Latihan pernapasan, meditasi, dan pengurangan waktu layar sebelum tidur pun mulai dianggap sebagai bagian dari rutinitas kecantikan.
(Rani Hardjanti)