Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Arti Purple Crying pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Minggu, 23 November 2025 |09:10 WIB
Arti Purple Crying pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Arti Purple Crying pada Bayi dan cara Mengatasinya (Foto: Telegraph)
A
A
A

JAKARTA - Arti Purple Crying pada Bayi dan cara Mengatasinya. Purple crying adalah fase ketika bayi baru lahir menangis dalam durasi lama dan sulit ditenangkan.

Meskipun kerap membuat orang tua khawatir, kondisi ini sebenarnya merupakan bagian dari proses tumbuh kembang bayi yang normal.

Arti Purple Crying

Fase purple crying umumnya mulai muncul saat bayi berusia sekitar dua minggu. Pada periode ini, bayi bisa menangis sangat kencang tanpa alasan yang jelas, meski ia tidak sedang merasa sakit. Puncaknya biasanya terjadi ketika bayi memasuki usia dua bulan, sebelum perlahan berkurang menjelang usia empat bulan ketika kemampuan komunikasi bayi mulai berkembang.

Istilah purple crying sendiri merupakan akronim yang diperkenalkan oleh National Center of Shaken Baby Syndrome. Setiap huruf memiliki makna tertentu, yaitu:

  • P – Peak of crying: Tangisan mencapai puncak pada bulan kedua dan berangsur menurun pada bulan ketiga hingga kelima.
  • U – Unexpected: Tangisan muncul dan berhenti secara tiba-tiba tanpa penyebab yang dapat diprediksi.
  • R – Resist soothing: Bayi tetap menangis meski sudah ditenangkan dengan berbagai cara.
  • P – Pain-like face: Ekspresi bayi tampak seperti menahan sakit, padahal tidak ada rasa nyeri yang dialami.
  • L – Long lasting: Durasi menangis dapat berlangsung 30 menit hingga beberapa jam dan bisa terjadi berulang selama beberapa hari.
  • E – Evening: Tangisan lebih sering terjadi pada sore hingga malam hari.

Memahami pola purple crying dapat membantu orang tua membedakan mana tangisan yang merupakan fase normal perkembangan dan mana yang mungkin menandakan kondisi lain, seperti rasa lapar, ketidaknyamanan, atau gejala sakit.

Cara Mengatasi Purple Crying

Purple crying bukan kondisi berbahaya dan tidak menunjukkan adanya gangguan kesehatan. Namun, fase ini sering membuat orang tua terutama ibu merasa lelah dan kewalahan karena sulit menenangkan bayi.

Dikutip dari Very Well Family, berikut beberapa langkah yang dapat membantu meredakan tangisan bayi selama fase purple crying:

1. Skin to skin

Kontak kulit langsung antara ibu dan bayi dapat memberikan rasa aman serta membantu menenangkan bayi. Metode ini dilakukan dengan mendekap bayi hanya dengan memakai popok, sehingga kulit bayi dan ibu bersentuhan.

2. Menggendong dan mengayun

Menggendong bayi dapat membuatnya merasa nyaman. Jika masih menangis, ayunan lembut sambil bersenandung atau menggunakan suara menenangkan seperti white noise bisa membantu meredakan tangisannya.

3. Mengajak ke luar rumah

Menghirup udara segar dan melihat suasana berbeda sering kali mengalihkan perhatian bayi. Mengajak bayi berjalan-jalan di sekitar rumah dapat membantu menurunkan intensitas tangisannya.

4. Mandi air hangat

Air hangat dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh bayi. Suara percikan air juga bisa menjadi distraksi yang membuat bayi lebih tenang. Pastikan suhu air aman untuk kulit bayi.

5. Membedong bayi

Bedong yang lembut dan tidak terlalu ketat memberikan sensasi nyaman seperti saat bayi berada di dalam rahim. Cara ini dapat membantu bayi merasa lebih tenang saat menangis.

6. Memeriksa kondisi tubuh

Jika berbagai cara tidak berhasil, orang tua perlu memeriksa kondisi fisik bayi. Pastikan suhu tubuh normal, popok tidak penuh, dan tidak ada tanda iritasi seperti ruam. Pemeriksaan ini dapat memastikan apakah tangisan berasal dari fase purple crying atau penyebab lain.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement