JAKARTA – Viral di media sosial, seorang perempuan disoraki dan dipanggil ketika melewati kerumunan pria yang sedang menyaksikan pertandingan bola. Wanita yang mengaku sedang mencari temannya itu pun membantah jika dirinya sengaja caper.
Perbuatan yang diterima wanita tersebut biasanya dikaitkan dengan catcalling. Lalu, apa sebenarnya catcalling?
Catcalling biasanya diartikan sebagai komentar, siulan, atau ucapan bernada merendahkan dan tidak menyenangkan. Catcalling ternyata lebih dari sekadar ejekan.
Catcalling termasuk sebagai pelecehan yang biasa dilakukan di jalanan. Biasanya pelecehan jenis ini dialami oleh wanita.
Ketika mendapat tindakan pelecehan itu, korban biasanya frustrasi karena tidak bisa ‘membalas’. Namun, ada beberapa hal yang bisa diperhatikan jika menerima perlakuan tidak menyenangkan tersebut:
Korban bisa merespons dengan tegas, seperti menjelaskan “itu pelecehan” atau “jangan lakukan itu.” Biasanya cara ini ampuh untuk melawan pelaku pelecehan.
Ceritakan pada orang terdekat tentang apa yang terjadi. Bisa juga dengan menatap pelaku dengan tatapan tajam untuk menunjukkan Anda tidak suka diperlakukan demikian.
Ambil foto atau video jika merasa tidak nyaman. Dengan mendokumentasikan tindakan itu, hal tersebut bisa menjadi kekuatan dan juga bentuk perlawanan terhadap pelecehan.
Jika ragu untuk melawan, maka lebih baik abaikan tindakan tersebut, apalagi jika berpotensi memperburuk situasi. Biasanya pelaku pelecehan memang mencari perhatian, dan dengan mengabaikan mereka, Anda menghilangkan kekuatan para pelaku.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)