2. Ketaatan
Anggapan bahwa anak harus terus menerus baik, sopan, diam, dan patuh dalam segala cara yang perlu diubah. Ini agar anak-anak tidak selalu mengecilkan diri sendiri demi kenyamanan orang lain.
Mengajarkan rasa hormat memang penting, namun seharusnya terjadi doa arah. Dengan memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menolak segala sesuatu, anak-anak diharapkan dapat memperjuangkan suara pribadinya tanpa dianggap tidak sopan atau berlebihan.
3. Takut Berantakan
Berantakan yang dimaksud adalah tidak takut jika anak bermain di tanah, mencoret-coret, atau mengotori diri mereka sendiri. Dengan tidak memberikan tekanan untuk menjadi sempurna dan cepat dewasa, anak-anak dapat memiliki masa kecil yang ceria, bebas, serta memenuhi rasa ingin tahu mereka. Jadi anak tidak penuh dengan kecemasan untuk terus melakukan segala sesuatu dengan benar.
4. Selalu Menyenangkan Orang Lain
Anak tidak harus menjadi kesenangan orang atau selalu menyenangkan orang lain. Mengajarkan mereka agar tidak selalu menyetujui segala gagasan, undangan, atau hal-hal lain apalagi sebenarnya tidak disukai si Kecil.
Harapannya anak akan merasa bebas dari tekanan. Selain itu mereka dapat belajar bahwa tidak ada masalah untuk menjaga ketenangan serta prioritas pribadi meskipun akan kurang nyaman bagi orang lain.
5. Berpura-pura Sempurna
Tidak ada manusia yang sempurna. Jadi tidak mengapa jika anak-anak melihat bahwa melakukan kesalahan berarti seseorang buruk. tapi membuatnya terlihat sebagai manusia. Sebab manusia bisa melakukan kesalahan.
Meminta maaf juga bukan berarti lemah dan rendah. Tetapi dapat membangun kepercayaan. Ini juga menunjukkan bahwa hubungan membutuhkan kerjasama, dan memperbaiki kesalahan adalah bagian dari cinta.
6. Mengkhawatirkan Apa Kata Orang Lain
Khawatir hingga takut akan penilaian orang lain telah diwariskan selama beberapa generasi. Hal ini nyatanya melelahkan, karena berpatokan pada apa yang membuat individu terlihat baik di mata orang lain. Anak-anak dibesarkan untuk merasa percaya diri, aman, dan dicintai seperti apa adanya mereka.
Memutuskan 6 kebiasaan pengasuhan yang lama tidak berarti mengkritisi apa yang diajarkan oleh orang tua di masa lalu. Tentunya perubahan yang dilakukan juga didasari oleh perkembangan zaman yang sudah berubah untuk pengasuhan yang lebih cocok untuk anak-anak saat ini.
(Rani Hardjanti)