Peneliti juga menemukan bahwa laki-laki lajang yang lebih tua cenderung lebih bahagia dibandingkan yang lebih muda, sejalan dengan studi sebelumnya bahwa penerimaan terhadap hidup lajang meningkat setelah usia 40 tahun. Dari sisi etnis, perempuan lajang kulit hitam memiliki keinginan lebih tinggi untuk memiliki pasangan dibandingkan perempuan kulit putih.
Hoan menambahkan, perempuan cenderung lebih puas dengan kehidupan lajang mereka karena biasanya memiliki jaringan sosial yang lebih luas untuk memberikan dukungan. Selain itu, mereka juga memiliki kemandirian finansial, sehingga faktor ekonomi sebagai alasan utama untuk berpasangan tidak lagi sepenting dahulu.
Saat ini, Hoan dan MacDonald tengah meneliti lebih jauh kaitan antara pernikahan dan kesejahteraan di berbagai negara. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang sejauh mana hubungan romantis berkontribusi pada kepuasan hidup, baik bagi mereka yang berpasangan maupun yang memilih untuk tetap lajang.
“Bagi banyak perempuan lajang, tekanan sosial untuk segera memiliki pasangan bisa menyulitkan, terutama bagi mereka yang sebenarnya tidak ingin terburu-buru menjalin hubungan namun merasa harus,” kata Hoan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)