Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penelitian: Perempuan Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Laki-Laki

Gilang Patria Ramadhan Baskoro , Jurnalis-Senin, 25 Agustus 2025 |09:10 WIB
Penelitian: Perempuan Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Laki-Laki
Penelitian: Perempuan Lajang Lebih Bahagia Dibandingkan Laki-Laki (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Menjadi lajang terkadang bagi sebagian orang memang melelahkan. Perasaan seperti kesepian dapat membuat seseorang tidak bahagia. Namun, sebenarnya menjadi lajang adalah waktu untuk mengeksplorasi diri dan menikmati masa-masa “sendiri” dengan mencoba hal-hal baru. Penelitian terbaru mengungkap bahwa pengalaman menjadi lajang ternyata berbeda antara perempuan dan laki-laki.

Sebuah studi psikologi dari University of Toronto (U of T) menemukan bahwa secara rata-rata, perempuan lajang lebih bahagia dibandingkan laki-laki lajang. Hasil penelitian ini menantang stereotip bahwa perempuan lajang identik dengan kesepian atau ketidakbahagiaan.

Hasil Penelitian


Studi yang dipimpin oleh Elaine Hoan, kandidat doktor di Departemen Psikologi U of T, bersama profesor Geoff MacDonald, menganalisis hampir 6.000 responden dewasa. Mereka menilai empat aspek kesejahteraan: kepuasan terhadap status hubungan, kepuasan hidup, kepuasan seksual, serta keinginan untuk memiliki pasangan.

Hasilnya, perempuan lajang dilaporkan lebih puas dengan kehidupan mereka, lebih terpenuhi secara seksual, dan memiliki keinginan yang lebih rendah untuk segera mencari pasangan dibandingkan laki-laki lajang.

Faktor Gender dan Norma Sosial


Menurut Hoan, temuan ini memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa laki-laki cenderung lebih takut menjalani hidup lajang. Hal ini berkaitan dengan norma maskulinitas tradisional yang mengaitkan status sosial laki-laki dengan keberhasilan memiliki pasangan.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan lajang lebih terpenuhi secara seksual karena memiliki kebebasan lebih untuk berfokus pada diri sendiri, tidak terikat pada tuntutan relasi yang sering kali mengutamakan kepuasan laki-laki.

 

Variasi Usia dan Etnis

Peneliti juga menemukan bahwa laki-laki lajang yang lebih tua cenderung lebih bahagia dibandingkan yang lebih muda, sejalan dengan studi sebelumnya bahwa penerimaan terhadap hidup lajang meningkat setelah usia 40 tahun. Dari sisi etnis, perempuan lajang kulit hitam memiliki keinginan lebih tinggi untuk memiliki pasangan dibandingkan perempuan kulit putih.

Tekanan Sosial

Hoan menambahkan, perempuan cenderung lebih puas dengan kehidupan lajang mereka karena biasanya memiliki jaringan sosial yang lebih luas untuk memberikan dukungan. Selain itu, mereka juga memiliki kemandirian finansial, sehingga faktor ekonomi sebagai alasan utama untuk berpasangan tidak lagi sepenting dahulu.

Saat ini, Hoan dan MacDonald tengah meneliti lebih jauh kaitan antara pernikahan dan kesejahteraan di berbagai negara. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang sejauh mana hubungan romantis berkontribusi pada kepuasan hidup, baik bagi mereka yang berpasangan maupun yang memilih untuk tetap lajang.

“Bagi banyak perempuan lajang, tekanan sosial untuk segera memiliki pasangan bisa menyulitkan, terutama bagi mereka yang sebenarnya tidak ingin terburu-buru menjalin hubungan namun merasa harus,” kata Hoan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement