Anak yang sering menonton video pendek cenderung imajinasinya kurang, konsentrasinya menurun, sulit untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal ini disebabkan karena mereka terbiasa menonton konten-konten secara instan dan cepat, sehingga otak mereka tidak terbiasa untuk melakukan suatu aktivitas yang membutuhkan konsentrasi lebih.
Konten pendek yang tidak sesuai dengan umur anak-anak dapat mempengaruhi emosi dan perilaku mereka. Misalnya, si kecil lebih mudah tersinggung, tidak sabaran, karena meniru perilaku negatif yang mereka tonton tanpa memahami dampaknya.
Video pendek memang dirancang untuk menarik perhatian dengan algoritma yang membuat pengguna ingin menonton lebih banyak. Hal ini lah yang bisa membuat anak menjadi kecanduan terhadap konten-konten pendek di platform digital. Anak yang mengalami kecanduan biasanya ditandai dengan sulit berhenti menonton, marah jika dilarang, dan kehilangan minat terhadap kegiatan lain.
Demikian risiko anak menonton video pendek. Dengan memahami risiko-risikonya para orangtua diharapkan bisa lebih bijak dalam mengawasi anak-anaknya agar tidak terpapar video-video pendek.
(Kemas Irawan Nurrachman)