Bahkan di beberapa daerah mempercayai malam ini diisi dengan ritual tapa bisu yang biasanya dilaksanakan di lingkungan Keraton, Yogyakarta. Mereka melakukannya dengan diam tanpa berkata, makan, minum, bahkan merokok. Keheningan ini adalah bentuk penyucian diri dan penghormatan terhadap malam yang dipercaya penuh kekuatan spiritual.
Sebagian masyarakat Jawa meyakini bahwa mengadakan acara pada malam satu Suro bukanlah hal yang tepat, karena diyakini bisa membawa musibah. Sejak zaman Sultan Agung, masyarakat justru dianjurkan untuk menyendiri dalam keheningan, memperbanyak doa, dan menghindari perayaan, apalagi menyelenggarakan pernikahan.
Malam satu Suro bukan waktu yang tepat untuk pindah rumah, karena beberapa orang percaya melakukan pindahan pada malam ini bisa membawa ketidakberuntungan. Oleh karena itu, disarankan untuk menunda rencana pindahan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)