Setelah sampai rumah, ibunya bertanya siapa saja yang menikmati waluh kukus tersebut. Dia pun berbohong dengan menyebutkan semua nama teman pengajiannya.
Semenjak kejadian itu Ainay tidak ingin makan wuluh kukus lagi dan setiap ada yang menyebutkan wuluh kukus ia akan mengingat kejadian yang menyakiti hatinya itu.
Namun di balik kejadian pilu yang menimpanya saat kecil, kini Ainay sukses menjadi seorang guru dan kini hidupnya bersama sang Ibunda lebih baik.
(Qur'anul Hidayat)