Azoospermia seringkali tidak menunjukkan gejala khusus pada seseorang, dan baru akan muncul pada saat pasangan mengalami kesulitan untuk memiliki anak.
Untuk mendiagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti :
● Analisis Sperma, pemeriksaan laboratorium untuk melihat apakah ada sperma saat ejakulasi.
● Tes Hormon, untuk mengevaluasi apakah masalah disebabkan oleh gangguan hormon.
● USG Skrotum, untuk melihat apakah ada sumbatan di saluran sperma atau kelainan lainnya.
● Biopsi Testis, prosedur untuk mengambil sampel jaringan testis dan melihat apakah masih ada produksi sperma.
Jawabannya, ya. Meskipun sperma tidak ditemukan dalam air mani, bukan berarti pria tersebut tidak bisa memiliki anak. Beberapa metode yang dapat membantu antara lain:
Jika azoospermia disebabkan oleh sumbatan di saluran sperma, prosedur operasi dapat membantu membuka kembali jalur sperma.
Jika sperma tidak bisa keluar secara alami, dokter dapat mengambil sperma langsung dari testis atau epididimis melalui prosedur medis khusus.