Seperti kita tahu, diabetes menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia dengan angka penderita yang terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021. Kasus ini diprediksi akan melonjak mencapai 28,6 juta pada 2045.
Mengingat akan hal itu, upaya pencegahan diabetes menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan diabetes, berat badan berlebih, atau gaya hidup yang tidak aktif. Salah satu caranya, bisa dengan memilih asupan makanan sehat dengan indeks glikemik rendah.
Indeks glikemik adalah indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat memicu kenaikan kadar gula di dalam darah.
Tinggi rendahnya angka indeks glikemik terbagi menjadi tiga golongan, untuk angka di bawah 55 artinya makanan memiliki indeks glikemik rendah, 56-69 artinya memiliki indeks glikemik sedang, dan di atas 70, berarti memiliki indeks glikemik tinggi.
Dokter dokter spesialis gizi klinik, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK menjelaskan indeks glikemik mengukur seberapa cepat makanan dapat meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Menurut dr Maulinah, nasi jagung dan singkong memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih.
“Makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung dicerna lebih lambat oleh tubuh dan melepaskan energi secara bertahap,” jelas dr Mulianah, dalam Medical Knowledge Update seputar Diabetes Melitus di RS Mentari, Tangerang, baru-baru ini.
Dokter Maulinah menambahkan manfaat ini dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, yang sangat penting dalam mencegah lonjakan gula darah yang tidak diinginkan, terutama bagi mereka yang sedang menjalani diet sehat atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes.