Usaha kuil di Jepang untuk menjual ramen sebagai cara melestarikan kitab suci Buddha adalah contoh yang menarik tentang bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan.
Dengan menggabungkan kuliner dengan spiritualitas, kuil tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dana untuk perawatan papan kayu, tetapi juga mempererat hubungan antara masyarakat dan budaya mereka.
Ini adalah langkah yang menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mengundang, mengingatkan kita semua akan pentingnya menghargai warisan yang telah ada sejak lama.
(Kemas Irawan Nurrachman)