BELAKANGAN ini penggunaan infus vitamin sebagai doping sedang menjadi tren di Korea Selatan dan China, khususnya di kalangan para pekerja. Kebiasaan gila kerja, disebut membuat penggunaan infus vitamin tersebut jadi banyak diganderungi para ‘workaholic’.
Mereka menjadikan infus vitamin tersebut untuk mengatasi kelelahan dan memulihkan energi mereka untuk bekerja. Melansir South China Morning Post, Kamis (3/10/2024) infus vitamin ini dikenal sebagai terapi nutrisi intravena (IVNT).
Obat tetes ini biasanya terdiri dari campuran vitamin cair dan garam, yang dimasukkan langsung ke dalam tubuh. Infus ini pada awalnya digunakan untuk pengobatan kanker, kesehatan sendi, dan terapi pertumbuhan.
Namun, sebagaimana mengutip laporan Medical Aesthetics News, portal industri kecantikan Korea Selatan, belakangan, penggunaan IVNT telah berkembang menjadi pengobatan estetika.
Lantas, apakah tren infus vitamin ini cukup aman digunakan secara umum untuk kesehatan? Ahli gizi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong Rumah Sakit Xiehe Shenzhen, Deng Guifang mengatakan, pada dasarnya, infus nutrisi atau vitamin akan melewati sistem filter tubuh.
Nah, proses tersebut bisa meningkatkan risiko reaksi serius pada kesehatan tubuh. Salah satunya, yakni flebitis alias peradangan pembuluh darah.
“Infus nutrisi intravena melewati sistem filter tubuh, meningkatkan risiko reaksi serius seperti flebitis,” ujar Deng Guifang.
Alih-alih memilih infus vitamin untuk doping, Guifang justru menyarankan orang-orang yang gila kerja ini untk lebih fokus pada pemenuhan nutrisi harian, serta mengikuti diet seimbang untuk kesehatan keseluruhan yang lebih baik.
Satu studi pada tahun 2021 yang dilakukan oleh Badan Kolaborasi Layanan Kesehatan Berbasis Bukti Nasional (National Evidence-based Healthcare Collaborating Agency) di Korea Selatan, juga menyerukan desakan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap penggunaan infus.
Pasalnya, studi tersebut juga meragukan efektivan infus vitamin tersebut, dan justru cenderung menyoroti potensi risiko efek samping yang parah, salah satunya risiko syok anafilaksis alias alergi berat.
Direktur Klinik Estetika Medis Enbi di Korea Selatan, Ki Moon-sang menekankan, bahwa infus nutrisi IV harus dipertimbangkan untuk pencegahan dan suplementasi daripada sebagai pengobatan.
Ia juga menyarankan agar masyarakat tidak terlalu bergantung atau tidak salah pemahaman terkait fungsi dari infus vitamin tersebut.
(Rizky Pradita Ananda)