Setelah habis makanan itu disantap, ia pun melanjutkan kegiatan lainnya berupa olahraga selama 30 menit, dan dari sanalah awal gejala dimulai, sesampainya di rumah pria itu mendadak merasa mual, sakit perut, dan sakit kepala. Ketika pulang ia muntah-muntah selama beberapa jam dan merasakan kembali dua kali saat tengah malam namun disertai diare cair.
Pria itu tidak mengkonsumsi obat apapun, ia hanya meminum air putih dan mencoba menidurkannya dengan harapan keadaannya bisa lebih baik. Keesokan harinya sekitar pukul 11 pagi orangtuanya khawatir karena terlihat belum bangun, saat mereka mengecek ke dalam kamarnya ternyata justru menemukan pria itu sudah meninggal dunia.
Tim medis memeriksa kalau pria atau mahasiswa itu meninggal dunia setelah 10 jam mengkonsumsi spageti yang di makannya, dan hasil otopsi lima hari kemudian juga menemukan kalau pria itu mengalami nekrosis hati sentrililobular sedang, hal itu juga yabg mengakibatkan hatinya mati tidak bekerja.
Sedangkan pada saus dan sisa pasta yang ia makan dikirim ke Laboratorium Referensi Nasional untuk Wabah Food-borne sebagai evaluasi, dan menemukan bahwa sebagian besar bakteri yang ditemukan adalah Bacillus cereus, yang mana pada kasus ini bakteri kemungkinan hanya menimbulkan infeksi.
(Martin Bagya Kertiyasa)