Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengulik Asal-usul Pindang Gunung, Kuliner Legendaris Khas Pangandaran

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Senin, 15 Mei 2023 |18:02 WIB
Mengulik Asal-usul Pindang Gunung, Kuliner Legendaris Khas Pangandaran
Pindang Gunung, kuliner legendaris khas Pangandaran, Jawa Barat (Foto: YouTube/Indoculinaire Hunter)
A
A
A

PANGANDARAN merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Wilayah dengan luas 1.011,04 km persegi ini populer dengan pariwisata dan kekayaan budayanya.

Berkunjung ke Pangandaran tentu kurang lengkap jika tidak mencicipi aneka kuliner khas wilayah tersebut.

Selain terkenal dengan ikan asin jambal roti, Pangandaran juga memiliki makanan khas lainnya yang menggugah selera.

Salah satu makanan khas di Pangandaran adalah sajian dengan nama unik, pindang gunung. Pindang gunung ialah makanan khas Pangandaran yang menyerupai sup ikan dengan menggunakan resep turun temurun.

Namun, pindang gunung dimasak dengan bumbu dan resep yang berbeda dari sup ikan pada umumnya.

Pindang Gunung

Pindang Gunung (Foto: Cookpad)

Bagaimana awal mula munculnya makanan ini, tidak dapat diketahui secara pasti. Tetapi, pindang gunung mulai populer semenjak berdirinya Kabupaten Pangandaran di tahun 2012.

Pada saat itu, tengah dicari ikon budaya khas Pangandaran. Dalam prosesnya, pindang gunung diangkat menjadi salah satu ikon budaya khas Pangandaran.

Semula, pindang gunung ini merupakan kuliner tradisional yang dikonsumsi oleh masyarakat pinggiran pegunungan. Namun, seiring berjalannya waktu, pindang gunung juga mulai dikonsumsi oleh masyarakat yang berada di pesisir.

Nama pindang gunung ini pun memiliki artinya sendiri. Bukan merujuk pada ikan hasil proses pengawetan, kata 'pindang' pada nama makanan ini menunjukkan bahwa makanan ini merupakan olahan berkuah dengan bahan dasar ikan laut. Oleh masyarakat Sunda, makanan berkuah disebut juga angeun atau sayur.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement