Jika Anda ingin mengunjungi kediaman Suku Kajang, selama di kompleks adat Kajang, Anda jangan sampai mencari tempat untuk charger handphone ketika baterai ponsel Anda sedang lowbatt, karena di sini tidak tersedia listrik.
Tiadanya listrik di dalam kompleks adat bukan karena tidak tersentuh oleh program pemerintah, tetapi 'Amma Toa' sendiri yang menolak dipasang listrik, karena dirasa akan melanggar 'pappasang', sebab listrik dianggap sebuah kemewahan.
Padahal, keberadaan listrik di Kajang Luar sudah ada sejak tahun 1980-an. Bukan hanya listrik yang dilarang masuk di suku Kajang Dalam, tetapi segala sesuatu yang dianggap melanggar 'pappasang', 'Kajang, Tana Kamase-masea'. Contohnya adalah pembangunan jalan raya, kendaraan, sekolah, bahkan cara berpakain sekalipun.
(Foto: Dok Kemenparekraf)
Mengunjungi Suku Kajang Ammatoa,terlebih dahulu harus izin kepada kepala Desa Ammatoa yang berada di Suku Kajang Luar. '
Tak hanya itu, masuk ke dalam kawasan kampung adat Suku Kajang Dalam di Ammatoa tidak diperkenankan memakai alas kaki baik itu sandal, kaus kaki maupun sepatu.
Meskipun harus merasakan panas terik matahari, atau berjalan ke kota maupun sekolah sekalipun, masyarakat Suku Kajang Ammatoa sama sekali tidak pernah tergoda untuk menggunakan alas kaki berbentuk sepatu atau sandal. Hal ini dikarenakan alas kaki juga dianggap bagian dari teknologi.