4. Kenali jika terjadi perubahan warna
Zat aktif Vitamin C memiliki sifat yang tidak stabil dan mudah teroksidasi dari waktu ke waktu. Gal itu bisa terlihat pada tanda-tanda oksidasi dari warna yang lebih menguning, atau berubah dari warna asli pada saat membeli produk.
Selain warna yang membedakannya, Anda juga dapat mengenali tanda-tanda lainnya, seperti oksidasi dari perubahan tekstur serta aroma. Oksidasi dapat terjadi karena faktor udara, panas, cahaya dan kelembaban. Oleh karena itu, penting untuk menyimpannya di tempat yang tepat.
5. Hindari memadukannya dengan zat atau kandungan tertentu
Penggunaan produk kecantikan berbahan aktif Vitamin C sebaiknya tidak digunakan secara berlapis, yaitu dengan produk kecantikan yang memiliki kandungan AHA dan BHA, Retinol, Niacinamide, dan Benzoil Peroksida.
Kombinasi vitamin C dengan AHA dan BHA berisiko menyebabkan iritasi serta menurunkan khasiat masing-masing kandungan produknya. Pasalnya, Vitamin C mengandung banyak antioksidan yang melindungi kulit. Menggabungkannya dengan AHA akan dapat mengubah pH yang terdapat pada vitamin C, sehingga fungsi antioksidan di dalamnya bisa hilang.
Sementara itu, kombinasi vitamin C dengan retinol juga tidak akan bekerja secara optimal karena sejatinya kedua bahan tersebut bekerja di lingkungan pH yang berbeda. Retinol bekerja di lingkungan pH tinggi (basa) sedangkan vitamin C bekerja di lingkungan pH rendah (asam).
Tak sampai di situ saja, penggunaan Vitamin C bersama benzoil peroksida juga berbahaya karena zat ini dapat berisiko mengoksidasi vitamin C. Begitu pula dengan penggunaan niacinamide dan vitamin C secara bersamaan, diduga dapat meningkatkan risiko kulit kemerahan dan membuat warna kulit tidak merata.
(Dyah Ratna Meta Novia)