"Para dokter memiliki berbagai macam pilihan pengobatan walaupun beberapa obat seperti agen biologik tak dapat diakses secara luas karena tidak ditanggung jaminan kesehatan nasional (JKN),” kata dr. Rabbinu, dalam seminar virtual ‘Waspada Komplikasi dan Kematian akibat IBD’.
Dokter Rabbinu mengatakan, kadang kala pasien memerlukan kombinasi dua obat untuk mengontrol radang usus yang terjadi. Tapi, beberapa pasien lain juga memerlukan operasi untuk membuang bagian usus yang mengalami peradangan.
"Pada dasarnya, kesulitan pertama yang paling sering dihadapi adalah memastikan diagnosis pada pasien tersebut apakah IBD atau radang usus yang disebabkan infeksi lainnya. Kesulitan kedua adalah terbatasnya akses pasien terhadap agen biologik karena masalah biaya," lanjutnya.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa agen biologik memiliki manfaat yang besar terutama pada pasien IBD dengan derajat keparahan sedang dan berat.
(Martin Bagya Kertiyasa)