Desa Wisata Penglipuran, Bali
Di Desa Penglipuran, wisatawan mendapatkan pengalaman berbeda yang sungguh unik, dan jarang ditemukan, di mana rumah-rumah khas Bali tempo dulu masih bisa terasa, dan dilihat di sana.
Udara sejuk akan menyergap tubuh Anda selama berada di Desa Penglipuran. Nuansa pedesaan yang begitu asri memang layak untuk disambangi.
Nama penglipuran sendiri diambil dari bahasa Pengeling Pura yang bermakna tempat suci. Sebab dari ujung pintu masuk hingga akhir perjalanan di desa, terjajar pura di setiap bangunan.
Tak heran jika desa ini semakin banyak dilirik wisatawan terlebih menjadi destinasi terbaik di dunia di awal tahun 2017. Jika tertarik untuk pergi ke sini, wisatawan lebih baik datang saat sedang dilaksanakan upacara galungan, Anda akan melihat hiasan-hiasan menarik di rumah-rumah penduduk.
Desa Wae Rebo, Flores
Desa Wae Rebo, yang terletak di kawasan Flores, NTT kini semakin banyak diminati karena masih mempertahankan rumah tradisional dan memiliki keindahan budaya.
UNESCO pun pernah menobatkan desa ini sebagai Warisan Asia Pasifik di 2012. Desa yang kecil dan terisolasi ini memiliki rumah tradisional yang disebut sebagai Mbaru Niang.
Desa Wae Rebo berlokasi di ketinggian 1000 meters dari permukaan laut. Berkat lokasinya itulah, udara di desa ini terasa sangat segar, sejuk, dan dihiasi pemandangan alam yang asri.
Selain itu, di dekat Desa Wae Rebo juga terdapat hutan Todo yang menghadirkan panorama alam yang spektakuler seperti kebun anggrek dan kicauan burung-burung yang merdu.
Keunikan dari rumah di Desa Wae Rebo ini terletak dari bentuk dan atap yang ditutupi oleh daun Lontar. Rumah ini punya lima level, setiap level didesain dengan tujuan spesifik.
Lantai pertama disebut sebagai lutur atau tenda yang ditinggali oleh keluarga. Sedangkan lantai dua, disebut sebagai lobo digunakan untuk menyimpang makanan, dan barang berharga, level ketiga disebut sebagai lentar menjadi tempat penyimpanan hasil perkebunan, lantai empat disebut sebagai lempar rae untuk makanan kering, dan lantai teratas disebut sebagai hekang kode, mejadi tempat terseram untuk persembahan bagi leluhur. Menarik bukan?
(Dewi Kurniasari)